Rabu, 22 Juni 2016

Jenderal AS: NATO Kalah Cepat dari Rusia soal Sebar Pasukan


 
Jenderal AS NATO Kalah Cepat dari Rusia soal Sebar Pasukan
Pasukan NATO di sela-sela latihan perang di Polandia. | (Reuters/Kacper Pempel)
 
LONDON - Komandan NATO, Letnan Jenderal Ben Hodges, telah mengakui bahwa NATO kalah cepat dari Rusia soal penyebaran pasukan ke Eropa Timur.

Komentar jenderal  Amerika Serikat (AS) ini muncul setelah NATO menggelar latihan perang berskala besar di Polandia yang mensimulasikan serangan Rusia di negara itu.

Berbicara kepada BBC, Hodges mengatakan bahwa Rusia mampu mengerahkan 20.000 tentara dan banyak peralatan tempur ke perbatasan negara-negara NATO atau negara lain seperti Georgia atau Ukraina.

Menurutnya, NATO harus menciptakan "zona militer Schengen”. Zona itu akan memungkinkan 28 negara NATO memiliki kebebasan bergerak, dan menempatkan mereka setara dengan Rusia  yang oleh Hodges mampu bergerak di mana saja yang diinginkan Rusia dengan cepat.

“Rusia mampu menggerakkan formasi besar dengan banyak peralatan jarak jauh secara sangat cepat, (dalam) pemberitahuan tiga hari, kami harus bisa melakukan itu,” kata Hodges membandingkan kecepatan penyebaran pasukan Rusia dan NATO, yang dilansir semalam (20/6/2016).

Komentar Hodges muncul dua hari setelah Kementerian Luar Negeri Jerman mengecam NATO dengan menyebut kegiatan militer aliansi di Eropa Timur sebagai sikap yang "gila perang". Lebih dari 31.000 tentara dari 24 negara ambil bagian dalam latihan perang NATO yang berlangsung 7 hingga 17 Juni.

Latihan perang NATO berskala besar ini dirancang untuk menguji kemampuan NATO dalam menanggapi ancaman. Namun, Jerman telah mengatakan bahwa kegiatan tersebut hanya menyulut ketegangan dengan Rusia.

Kecaman Jerman itu disampaikan Menteri Luar Negeri Frank Walter-Steinmeier. ”Apa yang seharusnya tidak kita lakukan sekarang adalah mengobarkan situasi lebih lanjut melalui sabre-rattling dan gila perang,” katanya.

Ketegangan antara NATO dan Rusia terus memanas sejak Rusia menganeksasi Crimea yang memisahkan diri dari Ukraina pada 2014. Sejak krisis Ukraina pecah, NATO telah memperingatkan tentang perilaku agresif oleh pesawat-pesawat tempur Rusia di kawasan Baltik. Sementara itu, Rusia keberatan dengan operasi NATO di dekat perbatasan mereka.







Credit  Sindonews