Rabu, 22 Juni 2016

Politisi Malaysia yang Perjuangkan Hak Tanah Ditembak Mati

 
Politisi Malaysia yang Perjuangkan Hak Tanah Ditembak Mati 
 Ilustrasi penembakan (Thinkstock/Fuse)
 
Jakarta, CB -- Seorang politisi Malaysia dari partai oposisi, Partai Keadilan Rakyat, PKR, Bill Kayong, ditembak mati di Serawak pada pekan ini.

Diberitakan Reuters, Kayong tewas ditembak dalam mobil pikap ketika tengah berhenti di sebuah perempatan jalan sekitar 20 kilometer dari kota Miri, kota kedua terbesar negara bagian timur Serawak pada Selasa (21/6), menurut keterangan dari partainya.

Hingga kini, pelaku dan motif penembakan masih belum diketahui.

Kayong merupakan keturunan Dayak, salah satu dari suku asli di Serawak. Menurut catatan Channel NewsAsia, Kayong vokal membela hak masyarakat atas tanah adat. Dia mencalonkan diri sebagai anggota parlemen untuk Serawak dalam pemilu daerah bulan lalu, namun tidak terpilih.

"Dia selalu berkampanye soal isu yang dekat di hati warga Serawak, termasuk soal hak warga adat, yang dia serukan dalam pemilu," bunyi pernyataan dari PKR, partai oposisi yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim dan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail.

Dalam pernyataannya, PKR juga mengungkapkan keterkejutan dan bela sungkawa atas meninggalnya Kayong. Wakil Presiden PKR, Mohamed Azmin Ali, mengecam penembakan itu.

"Sebagai politisi aktif [Partai] Keadilan, Bill Kayong mendedikasikan hidupnya untuk melawan ketidakadilan dan memperjuangkan perlindungan terhadap hak earga adat serta kebebasan fundamental," ujar Mohamed, dikutip dari Channel NewsAsia.

"Tidak hanya keluarga dan orang yang dicintainya, kepergian Kayong juga dirasakan oleh partai dan komunitasnya, dan juga semua orang yang mengedepankan perdamaian, kebebasan dan keadilan," ujarnya.

Dalam pemilu daerah yang digelar tanggal 7 Mei lalu, Kayong kalah telak oleh kandidat dari Barisan Nasiona, Rosey Yunus.

Wakil kepala polisi Miri, Stanley Johanthan Ringgit, mengonfirmasi insiden ini, namun menolak memberikan rincian, karena investigasi tengah dilakukan.

"Motif penembakan masih belum jelas dan kami meminta semua orang untuk memberikan kesempatan bagi petigas berwenang untuk melanjutkan investigasi mereka. Kami berharap, siapapun yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini dapat secepatnya ditangkap dan diadili," kata Stanley.

Memperjuangkan hak atas tanah adat menjadi isu perdebatan di Sarawak. Para aktivis menyalahkan perluasan perkebunan kelapa sawit, penebangan liar dan gelombang pembangunan bendungan menjadi penyebab kerusakan lingkungan dan menggusur masyarakat adat.

Warga suku asli Serawak kerap kali menggelar protes terkait hal ini dan untuk menghentikan sejumlah pembangunan besar.



Credit  CNN Indonesia