Senin, 13 Juni 2016

Planet Kembaran Jupiter Diprediksi Cepat Mati

 
Planet Kembaran Jupiter Diprediksi Cepat Mati  
Galaksi NGC 4845 terletak di lebih dari 65 juta tahun cahaya dari konstelasi Virgo. Gambar ini diirilis oleh badan antariksa NASA/ESA dari teleskop antariksa Hubble pada 8 Januari 2016. (Dok. NASA)
 
Jakarta, CB -- Tim astronom menemukan planet yang baru 'lahir' di sistem bintang pada jarak yang jauh, namun terjebak di orbit lingkaran yang lambat. Ukurannya yang raksasa membuat planet ini diprediksi akan 'mati' dengan cepat.

Kelompok astronom dari Rice University di Houston, Texas, Amerika Serikat, meyakini "planet bayi" ini ukurannya dua kali lipat Jupiter dan suhu pada permukaannya lebih panas. Diberi nama PTFO8-8695 b, planet ini mendapat julukan "hot Jupiter".

Hot Jupiter terletak di konstelasi Orion yang jaraknya 1.100 tahun cahaya dari Bumi, di mana sistem bintang di sana usianya baru menginjak 2 juta tahun.

Hal tersebut dianggap menyimpang, sebab untuk perbandingan usia Bumi adalah 4,5 miliar tahun dan genus Homo pertama yang muncul di Afrika terjadi sekitar 2,8 juta tahun lalu.

Artinya, sistem bintang tempat tinggal Hot Jupiter masih lebih muda dibanding manusia paling purba yang pernah ada di Bumi.



Dijelaskan di dalam jurnal Astrophysical Journal, tim astronom meyakini, planet belia ini sedang menuju kematiannya karena ia berputar di sekitar bintang induknya dengan kecepatan super. Ia hanya butuh 11 jam untuk menyelesaikan satu orbit.

Nah, seiring ia berputar di orbit sempitnya itu, gaya gravitasi dari bintang induknya mengikis lapisan luar si planet.

Tim astronom menganggap hal itu adalah "masalah ekstrem", sebab lintasan orbit sempit nan lambat itu dipercaya membahayakan planet yang sangat muda seperti Hot Jupiter karena bodinya bisa mengalami penguapan masif.



Hot Jupiter ini menambah deretan planet muda yang pernah ditemukan astronom. Tercatat ada sebanyak 3.300 eksoplanet yang mengorbit bintang induknya yang berusia hampir sama dengan Matahari.

Namun tim dari Rice University mengaku belum pernah mendeteksi planet semuda Hot Jupiter, sehingga mereka selebihnya hanya bisa berspekulasi.

"Kami tidak tahu nasib pasti dari planet ini. Ia cenderung terbentuk jauh dari bintang induknya dan migrasi ke titik di mana ia akan hancur nantinya," ungkap pemimpin penelitian Christopher Johns-Krull, seperti dikutip dari Gizmodo.

Tim Christopher mengaku masih harus meneliti lebih lanjut mengenai seberapa cepat planet raksasa ini akan kehilangan massanya dan seberapa besar kemampuannya untuk bertahan.



Credit  CNN Indonesia