Rabu, 25 Februari 2015

Soal Agresor Dunia, Rusia dan Amerika Saling Tuduh

Soal Agresor Dunia, Rusia dan Amerika Saling Tuduh
Menlu Rusia, Sergei Lavrov, di forum DK PBB. AS dan Rusia saling sindir sebagai agresi dunia. Foto Reuters.
NEW YORK (CB) - Rusia dan Amerika Serikat (AS) saling tuduh soal label sebagai negara yang jadi agresor dunia. Aksi saling tuduh itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, berbicara di pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB.

Lavrov, semula menuding negara-negara Barat berusaha mendominasi dan memaksakan ideologinya ke seluruh dunia, terutama di negara-negara Timur Tengah yang jadi korban invasi. Lavrov tidak menyebut AS, namun Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power merasa tersindir.

Lavrov mengtakan, pelanggaran prinsip-prinsip Piagam PBB telah merajalela.”Khususnya soal kesetaraan kemerdekaan dan kedaulatan negara, dengan tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka,” sindir Lavrov mengacu pada intervensi Barat di Suriah, Libya dan Irak.

”Semua ini adalah hasil dari upaya untuk mendominasi urusan global, untuk memerintah semua, di mana-mana,” kata Lavrov. ”Bagi mereka yang tidak ingin ‘bermain bola’, ada berbagai metode, termasuk perubahan rezim, termasuk dukungan terbuka untuk kudeta negara yang sah secara konstitusional di Ukraina tahun lalu,” lanjut dia, seperti dilansir Reuters, Selasa (24/2/2015).

Sementara itu, Dubes AS untuk PBB, Samantha Power, menyebut Rusia muanfik. Dia menyarankan pada Rusia untuk lebih menghargai kedaulatan negara dan keutuhan wilayah negara lain.

”Rusia hari ini adalah melatih, mempersenjatai, mendukung dan berjuang bersama separatis brutal yang merebut wilayah Ukraina. Itu pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan serangan terhadap kedaulatan tetangganya itu,” kata Samantha.

Menteri Luar Negeri Lithuania, Linas Antanas Linkevicius, ikut-ikutan mengkritik Lavrov. ”Dari Ukraina timur ke Moldova Transnistria, ke Georgia Abkhazia dan Ossetia selatan, ada campur tangan Rusia dalam urusan kedaulatan negara-negara tetangga,” ujarnya. ”Untuk tahun sekarang, Ukraina telah diserang oleh pasukan komando Rusia dan tentara bayaran.”


Credit  SINDOnews