Jumat, 27 Februari 2015

Mengenal Bogachev, Hacker Paling Diburu FBI


Mengenal Bogachev, Hacker Paling Diburu FBI 
 (Thinsktock/Hlib Shabashnyi)
 
 
 
Jakarta, CB -- FBI dan departemen luar negeri Amerika Serikat akan memberikan Rp 38,6 miliar bagi siapa saja yang berhasil menangkap hacker asal Rusia, Evgeniy Bogachev.

Bogachev, yang saat ini dipercaya berada di Rusia, sebenarnya bukan sosok baru dalam kejahatan komputer. Tahun lalu dan di 2012 itu pernah dihukum atas kejahatan meretas sistem.

Pria tersebut juga masuk dalam daftar buronan paling dicari FBI untuk urusan keamanan internet, dan kini hacker 31 tahun itu kembali dicari atas kejahatan serupa.

Bogachev dituding bertanggung jawab atas serangan terhadap sejumlah bank di Amerika Serikat dengan kerugian mencapai US$ 100 juta. Serangan ini ia lakukan dengan bantuan sebuah malware.

Bogachev yang dikenal di internet sebagai "lucky 12345", atau "slavik", membuat malware bernama GameOver Zeus yang dirancang untuk mencuri password dan nomer rekening akun korbannya.

Komputer yang terinfeksi malware tersebut kemudian bisa dikendalikan oleh Bogachev dan timnya yang juga berada di Rusia. Dari sini mereke kemudian bisa melakukan transaksi perbankan seperti mengirim uang ke rekening yang sudah disiapkan.

Selain itu Bogachev juga diketahui sebagai pembuat Cryptolocker, program jahat yang mampu menyandera komputer korbannya. Malware ini bekerja dengan mengenkripsi data lalu kemudian meminta uang tebusan agar data tersebut bisa digunakan kembali.

Cryptolocker juga sempat terdeteksi di Indonesia, dan kabarnya malware ini sudah ‘menyandera’ lebih dari satu juta komputer di seluruh dunia.
Sebagai penjahat siber spesialis pembobol rekening bank, Bogachev juga diketahui punya sejumlah rumah mewah yang salah satunya terletak di Anapa, Russia.

Seperti dikutip dari Washington Post, Rabu (25/2), karena kejahatannya itu dan sulitnya menangkap Bogachev, FBI mengumumkan hadiah US$ bagi siapa saja yang bisa membekuknya. Hal ini sekaligus membuat hacker Rusia itu sebagai buronan paling mahal yang dicari FBI.



Credit   CNN Indonesia