Senin, 23 Februari 2015

Ratusan Ribu Pendukung Presiden Yaman Turun ke Jalan



Ratusan Ribu Pendukung Presiden Yaman Turun ke Jalan  
Ratusan ribu pendukung Presiden Yaman, Abdu Rabu Mansour Hadi, memenuhi jalan-jalan di tujuh provinsi pada Minggu (23/2), tepat sehari setelah sang pemimpin kabur dari tahanan rumah di Sanaa. (Reuters/Anees Mahyoub)
 
Sanaa, CB -- Ratusan ribu pendukung Presiden Yaman, Abdu Rabu Mansour Hadi, memenuhi jalan-jalan di tujuh provinsi pada Minggu (23/2), tepat sehari setelah sang pemimpin kabur dari tahanan rumah di Sanaa.

Seperti dilansir CNN pada Senin (23/2), Hadi sudah menjadi tahanan rumah selama satu bulan setelah ia ditekan oleh kelompok pemberontak Houthi. Namun, ia berhasil kabur dan memberikan keterangan publik bahwa ia masih menjabat sebagai presiden dan menyatakan kudeta yang dilakukan oleh Houthi pada September lalu ilegal.

Sehari setelahnya, keponakan Hadi, Nasser Ahmed Mansour Hadi, diculik oleh Houthi di Ibb. Nasser dikabarkan akan menuju provinsi Aden, tempat yang menjadi tujuan Hadi setelah kabur.

Dalam aksi turun ke jalan itu, para demonstran mendukung Hadi untuk melawan Houthi. Ini dianggap sebagai aksi terbesar yang memaksa Hadi untuk mengakhiri okupasi militan terhadap Sanaa.


"Para Houthi menganggap mereka tidak dapat dihentikan dan hanya dalam beberapa jam mereka jatuh di depan mata semua orang. Yaman memiliki presiden dan rakyat akan berdiri bersamanya untuk menumbangkan militan Houthi dari Sanaa," ujar seorang koordinator aksi, Ali Al-Saedi, kepada CNN.

Di Taiz, puluhan ribu orang mengambil alih jalan untuk menunjukkan dukungan terhadap legitimasi presiden dan menentang Houthi yang mengudeta pusat pemerintahan. Mereka membawa poster bertuliskan, "Pergi kekuasaan militan, kembalikan institusi pemerintahan."

Sebelumnya, pada bulan lalu Houthi menggempur dan mengambil alih istana kepresidenan Yaman. Mereka memaksa presiden dan perdana menteri untuk lengser. Presiden Hadi pun dijadikan tahanan rumah.

Beberapa jam setelah Hadi melarikan diri dari tahanan rumah, Houthi memaksa parlemen untuk segera menerima surat permohonan mundur Hadi. Namun, usaha mereka gagal.

"Hadi adalah Presiden Yaman karena surat pengunduran dirinya belum sampai secara resmi ke parlemen. Yaman masih dip[impin oleh presiden konstitusional terpilih," ungkap Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Pembangunan Yaman, Abdul Aziz Jubari.

Pasca kaburnya Hadi, Houthi dilaporkan menahan puluhan personel keamanan mereka yang bertanggung jawab mengawasi gerak-gerik sang presiden.

 
Demonstran anti-Houthi dan mendukung pemerintah dilakukan di beberapa provinsi di Yaman. (Reuters/Khaled Abdullah)
Houthi adalah kelompok Syiah yang sejak lama merasa termarjinalkan di tengah negara dengan mayoritas Sunni itu. Selama satu dekade Houthi berperang melawan pemerintah pusat dan gempuran mereka pada September lalu dianggap sebagai tonggak keberhasilan.

Pertempuran itu menelan 300 korban jiwa sebelum akhirnya gencatan senjata disepakati. Houthi akhirnya memaksa Hadi untuk turun dari jabatannya pada bulan lalu lantaran menolak beberapa tuntutan politik Houthi.

Negara-negara Barat khawatir kekacauan di Yaman akan memberi kesempatan kepada kelompok Al Qaidah di Semenjung Arab, AQAP, membuat rencana serangan terhadap sasaran-sasaran internasional.

Kedubes Ditutup

Ketegangan politik ini juga membuat beberapa negara seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris khawatir dan memutuskan untuk menutup kantor perwakilan diplomatiknya di Yaman.

Kendati demikian, Indonesia menyatakan tidak akan menutup Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sanaa karena masih diperlukan untuk berkoordinasi dengan WNI. Pemerintah berencana memulangkan WNI secara bertahap.

Untuk evakuasi tahap pertama, Kemlu memperkirakan akan memberangkatkan sekitar 500 orang dengan prioritas perempuan, warga lanjut usia, dan anak-anak.

Mekanisme jalur udara sendiri akan mengadopsi sistem yang sudah dilakukan dalam mengevakuasi WNI di Suriah.

"Kami sudah kantongi 700 alamat dan telepon. Kami akan jemput ke alamat yang ada, antar ke bandara. Setelah sampai di bandara nanti kami akan bekerja sama dengan BNP2TKI, kemdikbud, Kemenag, dan Kemensos," papar koordinator satgas evakuasi WNI di Yaman dari Kementerian Luar Negeri, Gatot Abdullah Mansyur.

Ketika ditanya mengenai tenggat waktu proses evakuasi, Gatot hanya menjawab, "As soon as possible. Secepatnya."

Credit  CNN Indonesia