Selasa, 24 Februari 2015

Jelang Eksekusi Mati, Kapal TNI AL Patroli di Nusakambangan


Jelang Eksekusi Mati, Kapal TNI AL Patroli di Nusakambangan
Sebuah kapal terlihat saat aparat kepolisian dari Polres Cilacap melakukan pengamanan di pintu masuk Dermaga Wijayapura, Cilacap, 17 Januari 2015. TEMPO/Aris Andrianto


CB, Cilacap - Kapal Serayu milik TNI Angkatan Laut bersandar di Dermaga Sleko, Cilacap, Jawa Tengah menjelang eksekusi mati di Pulau Nusakambangan. Kapal ini akan melakukan patroli di perairan Nusakambangan. Nusakambangan merupakan pulau terluar yang paling dekat dengan Australia, negara asal terpidana mati Bali Nine.

"Ada atau tidak ada pelaksanaan eksekusi mati, kami selalu siap untuk mengamankan perairan nusakambangan," kata Pejabat Sementara Komandan Kapal Angkatan Laut Serayu, Letnan Dua Arief Wibowo, Selasa, 24 Februari 2015. Ia mengatakan, patroli yang dilakukan di perairan Nusakambangan dilaksanakan setiap hari.

Kapal Serayu biasa mengangkut 15 personel anggota TNI Angkatan Laut. Selain Kapal Serayu, pengamanan juga diperkuat dengan Kapal Angkatan Laut Majeti yang berawak empat anggota. Menjelang eksekusi nanti, KAL Serayu akan melakukan patroli di perairan Nusakambangan, Cilacap.

Saat ini, pengawasan di wilayah perairan Nusakambangan, anggota TNI AL bersiaga selama 24 jam di Dermaga Sleko. Dengan demikian, kesiapan petugas keamanan akan terus meningkat seiring mendekati pelaksanaan eksekusi mati gelombang kedua di Pulau Nusakambangan.

Sebelumnya, Panglima TNI menginstruksikan kepada segenap jajarannya untuk melakukan pengamanan menjelang eksekusi gelombang kedua yang juga termasuk di dalamnya, duo Bali Nine, yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Selain di laut, pengelola Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap, juga sudah siap melayani proses pemindahan para terpidana mati. "Kami siap tapi sampai saat ini, kami belum dapat informasi (soal pemindahan terpidana mati)," kata Kepala Bandara Tunggul Wulung Olivar Sibat.

Ia mengatakan jika pemindahan dua terpidana mati itu menggunakan pesawat carter biasanya akan ada pemberitahuan satu hari sebelum kedatangan. Menurut dia, informasi tersebut diperlukan untuk menyiapkan tempat parkir bagi pesawat carter yang akan mendarat di Bandara Tunggul Wulung. "Tempat untuk parkir harus ATC (Air Traffic Control) kita yang menentukan. Kalau di luar Bandara Tunggul Wulung, kami enggak tahu," katanya.

Ia mengatakan sebanyak 24 pesawat latih milik lima sekolah penerbangan parkir di Bandara Tunggul Wulung.
Credit TEMPO.CO