Rabu, 25 Februari 2015

Dokumen Mossad Bocor, Netanyahu Ternyata Bohong Soal Proyek Nuklir Iran



 TANPA BUKTI: Di PBB, pada 27 September 2012 PM Benjamin Netanyahu menggambarkan garis merah dalam diagram sebagai program nuklir Iran yang sangat berbahaya. (Mario Tama/The Guardian)



JERUSALEM (CB) – Program nuklir Iran ternyata tidak semengerikan yang selama ini diberitakan media Barat. Atau, yang dipaparkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dalam forum PBB 2012 lalu. Fakta itu terungkap dari dokumen rahasia Mossad, biro intelijen Israel, yang diwartakan The Guardian dan Al-Jazeera.
’’Saat ini, Iran tidak berada pada tahap yang membahayakan atau melakukan aktivitas yang mengacu pada proses produksi senjata,’’ terang surat kabar asal Inggris dan Qatar itu mengutip laporan Mossad, Senin lalu (23/2). Biro intelijen Israel itu lantas melaporkan hasil temuannya kepada pemerintahan Netanyahu. Tapi, sepekan kemudian, pemimpin 65 tahun itu justru memaparkan hasil berbeda.
Di markas besar PBB di Kota New York, Amerika Serikat (AS), Netanyahu justru menyatakan bahwa Negeri Para Mullah itu sedang berusaha menciptakan bom. Sambil menggambar diagram bom kartun, politikus yang akrab disapa Bibi itu menyebut Iran bakal bisa memproduksi bom nuklir dalam waktu satu tahun. Ketika itu, pernyataan Netanyahu tersebut langsung memancing kritik Barat terhadap Iran.
Padahal, Mossad tidak pernah menyebut Iran sebagai ancaman serius bagi Israel. Terutama, terkait program nuklir kontroversial Negeri Persia tersebut. Sebab, sesuai pengakuannya, Teheran memang tidak berniat memproduksi bom atom melalui program nuklirnya. Seluruh rangkaian program nuklir mereka ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sipil, bukan militer.
Kemarin salah seorang pejabat Israel mengatakan bahwa laporan Mossad dan pemaparan Netanyahu di hadapan negara-negara anggota PBB itu sudah sinkron. ’’Tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi,’’ papar pejabat yang merahasiakan namanya tersebut. Dokumen rahasia bertahun 2012 itu bocor menjelang pidato Netanyahu di hadapan Kongres AS tentang program nuklir Iran akhir bulan ini.

Credit Jawapos.com