Kamis, 26 Februari 2015

Masjid Palestina di Tepi Barat Dibakar


Masjid Palestina di Tepi Barat Dibakar  
Kelompok Price Tag menyerang warga Palestina, Arab Israel, dan beberapa properti gereja di daerah Tepi Barat dan di dalam teritori Israel. (Ilustrasi/Reuters/Abed Omar Qusini)
 
 
Tepi Barat, CB -- Serangan pembakaran terjadi di sebuah masjid milik Palestina yang berlokasi di kawasan Tepi Barat pada Rabu (25/2).

Walikota No'man Hamdan menyatakan terdapat graffiti dalam bahasa Ibrani di tembok masjid tersebut, menandakan serangan ini kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok sayap kanan Israel.

Hamdan menduga pembakaran ini terjadi bersamaan dengan serangan lain di desa Al-Jaba'ah dekat Bethlehem. Pada saat serangan tersebut terjadi, jendela masjid di rusak dan sebuah benda yang terbakar dilempar ke dalam masjid tersebut.

Tidak ada korban luka akibat serangan.

"Kemurahan Allah dan kewaspadaan masyarakat membuat api tidak membakar seluruh gedung masjid. Sebagian karpet masjid terbakar," kata Hamdan kepada Reuters.

Hamdan menyatakan salah satu slogan Ibrani tertulis di dinding, termasuk "Balas dendam untuk Tanah Zion".

Selain itu, terdapat tulisan "Price Tag" atau  "Label Harga", sebuah frase yang digunakan oleh kelompok ultra-nasionalis Yahudi yang telah melakukan sejumlah serangan terhadap gedung milik Palestina sejak tahun 2008.

Frase "Label Harga" mengacu pada harga yang harus dibayarkan untuk setiap penolakan pembangunan pemukiman Yahudi di Palestina, atau untuk usaha Palestina mendirikan sebuah negara.

Kelompok Price Tag telah melakukan sejumlah serangan sejak tahun 2008. Kelompok ini menyerang warga Palestina, Arab Israel, dan beberapa properti gereja di daerah Tepi Barat dan di dalam teritori Israel. 

Oktober lalu, kelompok Price Tag membakar sebuah masjid di Aqraba, sebuah desa sebelah timur kota Nablus, Tepi Barat.

Desa Al-Jaba'ah berlokasi dekat dengan Gush Etzion, sebuah area pemukiman besar di luar Betlehem.

Polisi Israel menyatakan mereka tengah menyelidiki serangan tersebut lebih lanjut.

Credit  CNN Indonesia