JAKARTA (CB) - Tim Reformasi Tata Kelola Migas pimpinan
Faisal Basri siang ini kembali mengadakan rapat di gedung Kementerian
ESDM. Salah satu agenda rapat yang dibahas siang ini adalah usulan untuk
berhenti menggunakan bahan bakar minyak (BBM) Ron 88.
"Hari ini kita rapat soal formula harga minyak. Pokoknya kita merekomendasikan tidak ada lagi BBM impor Ron 88. Daripada ribet harus mencampur," kata salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Djoko Siswanto, Kamis (18/12/2014).
Djoko menyebut, saat ini usulan tersebut masih dalam proses, ditandatangani dan diserahkan ke pemerintah. Dengan usulan ini, ke depannya, lanjut Djoko akan menghilangkan biaya pengelolaan ke depan.
"Enggak ada. Pokoknya kita ingin gampang semua. Kalau sekarang kita ketergantungan di satu tempat, Ron 88. Sekarang di belahan dunia manapun internasional pakai 92, sehingga kita bisa dapatkan Ron 92 itu dari berbagai seluruh dunia, tidak hanya di Singapura,” jelasnya
“Kalau sudah ketergantungan di situ, pasti terserah dia, kitanya jadi repot. Mana campur-campur lagi," ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, mengatakan bahwa Ron 88 ternyata sudah tidak ada lagi yang memproduksi di dunia. Namun, Indonesia masih memesan Ron 88 sebagai Premium.
Credit OkeZone
"Hari ini kita rapat soal formula harga minyak. Pokoknya kita merekomendasikan tidak ada lagi BBM impor Ron 88. Daripada ribet harus mencampur," kata salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Djoko Siswanto, Kamis (18/12/2014).
Djoko menyebut, saat ini usulan tersebut masih dalam proses, ditandatangani dan diserahkan ke pemerintah. Dengan usulan ini, ke depannya, lanjut Djoko akan menghilangkan biaya pengelolaan ke depan.
"Enggak ada. Pokoknya kita ingin gampang semua. Kalau sekarang kita ketergantungan di satu tempat, Ron 88. Sekarang di belahan dunia manapun internasional pakai 92, sehingga kita bisa dapatkan Ron 92 itu dari berbagai seluruh dunia, tidak hanya di Singapura,” jelasnya
“Kalau sudah ketergantungan di situ, pasti terserah dia, kitanya jadi repot. Mana campur-campur lagi," ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, mengatakan bahwa Ron 88 ternyata sudah tidak ada lagi yang memproduksi di dunia. Namun, Indonesia masih memesan Ron 88 sebagai Premium.
Credit OkeZone