Serangan tersebut mengakibatkan tiga warga Palestina tewas
CB,
GAZA -- Sehari setelah serangan Israel ke jalur Gaza, serangan lanjutan
kembali terjadi antara Hamas dan Israel. Hamas menembakan sejumlah
roket dan bom mortir ke Israel selatan pada Senin (12/11). Sebagai
balasan, Israel melancarkan serangan udara.
Akibatnya tiga warga Palestina tewas. Militer Israel mengatakan
serangan udara yang mereka lakukan juga menghancurkan stasiun Televisi
milik Hamas, Al-Aqsa. Di sisi perbatasan Israel, sebuah rudal merusak
sebuah bus dan melukai seorang tentara. Rumah warga juga menjadi sasaran
saat mereka melarikan diri ke tempat perlindungan. Gejolak itu merusak
upaya Mesir, Qatar, dan PBB untuk menengahi gencatan senjata jangka
panjang antara Israel dan Hamas.
Israel dan Hamas telah
berperang selama tiga dekade terakhir. Pada Ahad, Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu berharap dapat mencapai kesepakatan untuk
menghindari konflik lain dan mengurangi kesulitan ekonomi di Gaza.
Amerika Serikat (AS) menyalahkan Hamas atas eskalasi yang terjadi di
Gaza.
"Kami berdiri dengan Israel karena membela diri
terhadap serangan-serangan ini. Kekerasan ini mencegah bantuan nyata
bagi rakyat Gaza," kata utusan AS Jason Greenblatt.
Di
Israel selatan, rudal pencegat melesat di langit dan sirene terdengar.
Militer Israel menyebut sekitar 300 peluncuran roket dan mortir
diluncurkan dari Gaza. Pejabat kesehatan Israel mengatakan sedikitnya 10
orang terluka. Di Gaza, petugas medis mengatakan tiga orang terluka.
Karyawan
Al-Aqsa TV telah mengosongkan kantor mereka setelah mendapat
peringatan dari militer Israel, dan siaran dilanjutkan setelah pemadaman
singkat.
"Menanggapi kejahatan kemarin, komando gabungan
dari faksi Palestina mengumumkan awal pemboman permukiman musuh dengan
sejumlah roket," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Pada
Ahad malam, Palestina menembaki Israel sebagai tanggapan atas serangan
Israel. Hamas mengatakan serangan udara Israel dimaksudkan untuk
melindungi mobil komando Israel agar dapat kembali ke Israel.
Militer
mengatakan seorang letnan kolonel telah tewas dalam serangan itu dan
seorang petugas lainnya terluka. Kekerasan telah berkobar secara teratur
di sepanjang perbatasan Israel-Gaza sejak warga Palestina mulai protes
pada 30 Maret untuk menuntut hak atas tanah yang hilang di Israel dalam
perang 1948. Tembakan Israel telah menewaskan lebih dari 220 warga
Palestina sejak dimulainya demonstrasi, yang termasuk pelanggaran pagar
perbatasan.
Sebagai upaya untuk meredakan ketegangan, juru
bicara militer Israel mengatakan pasukan khusus belum dikirim untuk
membunuh komandan Hamas. Taktik ini telah menyebabkan konflik yang
lebih luas di masa lalu dan sebagian besar telah ditinggalkan. Media
Israel melaporkan serangan itu untuk menyusun informasi seputar
intelijen.