
Pengunjuk rasa mengenakan kostum sebagai
Dewi Keadilan (kanan) dan seorang tentara dengan seutas tali saat
menggelar aksi teatrikal di luar Mahkamah Agung untuk menuntut
persidangan terhadap kejahatan genosida yang terjadi selama konflik
bersenjata internal, di Kota Guatemala, Guatemala, Rabu (23/5). Mantan
diktator Guatemala Efrain Rios Montt akan menghadapi sidang kedua atas
kejahatan genosida setelah Senin lalu hakim memutuskan bahwa Rios Montt
dapat dijatuhi hukuman karena memerintahkan pembunuhan massal tahun 1982
yang menewaskan 201 orang. Rios Montt (85) yang berkuasa selama periode
berdarah 1982 dan 1983 telah disidangkan atas tuntutan lainnya terkait
genosida dan kejahatan kemanusiaan. Diperkirakan 250.000 orang tewas dan
45.000 orang menjadi korban penghilangan paksa saat konflik bersenjata
internal yang berlangsung dari tahun 1960 hingga tahun 1996, menurut
media setempat. (REUTERS/Jorge Dan Lopez)
Kota Guatemala (CB) - Pengadilan Guatemala pada Rabu
(21/11) menjatuhkan hukuman penjara 5.160 tahun terhadap seorang mantan
prajurit atas pembantaian massal terhadap 171 orang.
Pembantaian tersebut dianggap sebagai salah satu kekejaman paling buruk dalam perang saudara selama 36 tahun di negara itu.
Majelis jaksa mengatakan bahwa bekas tentara itu, Santos Lopez, terlibat dalam pembunuhan massal pada 1982 terhadap hampir separuh dari pria, wanita dan anak-anak penduduk desa petani Dos Erres.
Lopez dituduh menjadi bagian dari pasukan Patroli Khusus Kaibiles, yang dikerahkan ke Dos Erres untuk mencari anggota kelompok gerilya, yang sebelumnya menyergap iringan militer.
Ketika pasukan patroli gagal menemukan gerilyawan atau senjata api, mereka menarik penduduk desa keluar dari rumah dan memerkosa remaja putri, kata jaksa. Untuk menutupi pemerkosaan itu, pasukan membunuh hampir separuh penduduk di sana.
Pembunuhan massal itu dilancarkan pada masa kepemimpinan diktator militer Guatemala, Rios Montt.
Montt meninggal pada April. Ia saat itu dituduh melakukan pemunahan. Dakwaan tersebut dikenakan terhadapnya dalam salah satu tahap paling berdarah pada konflik masa Perang Dingin, yang berlangsung sejak 1960 hingga 1996.
Pembantaian tersebut dianggap sebagai salah satu kekejaman paling buruk dalam perang saudara selama 36 tahun di negara itu.
Majelis jaksa mengatakan bahwa bekas tentara itu, Santos Lopez, terlibat dalam pembunuhan massal pada 1982 terhadap hampir separuh dari pria, wanita dan anak-anak penduduk desa petani Dos Erres.
Lopez dituduh menjadi bagian dari pasukan Patroli Khusus Kaibiles, yang dikerahkan ke Dos Erres untuk mencari anggota kelompok gerilya, yang sebelumnya menyergap iringan militer.
Ketika pasukan patroli gagal menemukan gerilyawan atau senjata api, mereka menarik penduduk desa keluar dari rumah dan memerkosa remaja putri, kata jaksa. Untuk menutupi pemerkosaan itu, pasukan membunuh hampir separuh penduduk di sana.
Pembunuhan massal itu dilancarkan pada masa kepemimpinan diktator militer Guatemala, Rios Montt.
Montt meninggal pada April. Ia saat itu dituduh melakukan pemunahan. Dakwaan tersebut dikenakan terhadapnya dalam salah satu tahap paling berdarah pada konflik masa Perang Dingin, yang berlangsung sejak 1960 hingga 1996.
Credit antaranews.com