HONG KONG
- Kapal perang China dan kapal perang Amerika Serikat nyaris
bertabrakan di Laut China Selatan akhir September lalu. Kapal perang
Washington terpaksa mengubah jalur setelah dapat ancaman keras dari kru
kapal perang Beijing.
Ancaman itu terungkap dari Sebuah transkrip komunikasi radio antar-kru kedua kapal perang yang dirilis South China Morning Post, Senin (5/11/2018). Transkrip itu diperoleh dari Kementerian Pertahanan Inggris.
Kapal perang 052C destroyer kelas Luyang II Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menantang kapal perang USS Decatur kelas Arleigh Burke Angkatan Laut AS yang sedang patroli kebebasan navigasi di dekat Kepulauan Spratly. Saat itu, kapal perang Beijing mendekat dalam jarak 45 yard atau sekitar 41 meter dari kapal Amerika dan bisa bertabrakan jika kapal Amerika tak mengubah jalur.
"Kapal China mendekati USS Decatur dalam manuver tidak aman dan tidak profesional di sekitar Gaven Reef di Laut China Selatan, di mana ia terlibat dalam serangkaian manuver yang semakin agresif disertai dengan peringatan terhadap Decatur untuk pergi," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu membenarkan bahwa USS Decatur terpaksa mengubah arah untuk menghindari tabrakan.
Sedangkan transkrip komunikasi radio antara kru kedua dua kapal perang berisi ancaman keras dari kru Angkatan Laut Beijing.
"Anda berada di jalur yang berbahaya," kata kru kapal perang China dalam rekaman tersebut. "Jika Anda tidak mengubah arah, (Anda) akan menderita konsekuensi."
"Kami sedang melakukan perjalanan yang tidak bersalah," jawab kru kapal USS Decatur.
Dalam sebuah video tentang insiden itu, seorang pelaut Angkatan Laut AS yang tidak dikenal terdengar mengatakan, "Kapal China sedang berusaha mendorong kita keluar dari jalur."
Collin Koh, seorang peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies mengatakan video tentang insiden kedua kapal perang itu kurang jelas. Namun, kata dia, ada fender kapal yang dikerahkan dari dek. "Spatbor dirancang untuk mengurangi dampak kinetik tabrakan, penyebaran (fender) jelas merupakan indikasi kesiapan untuk kemungkinan semacam itu," ujarnya.
Ancaman itu terungkap dari Sebuah transkrip komunikasi radio antar-kru kedua kapal perang yang dirilis South China Morning Post, Senin (5/11/2018). Transkrip itu diperoleh dari Kementerian Pertahanan Inggris.
Kapal perang 052C destroyer kelas Luyang II Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menantang kapal perang USS Decatur kelas Arleigh Burke Angkatan Laut AS yang sedang patroli kebebasan navigasi di dekat Kepulauan Spratly. Saat itu, kapal perang Beijing mendekat dalam jarak 45 yard atau sekitar 41 meter dari kapal Amerika dan bisa bertabrakan jika kapal Amerika tak mengubah jalur.
"Kapal China mendekati USS Decatur dalam manuver tidak aman dan tidak profesional di sekitar Gaven Reef di Laut China Selatan, di mana ia terlibat dalam serangkaian manuver yang semakin agresif disertai dengan peringatan terhadap Decatur untuk pergi," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu membenarkan bahwa USS Decatur terpaksa mengubah arah untuk menghindari tabrakan.
Sedangkan transkrip komunikasi radio antara kru kedua dua kapal perang berisi ancaman keras dari kru Angkatan Laut Beijing.
"Anda berada di jalur yang berbahaya," kata kru kapal perang China dalam rekaman tersebut. "Jika Anda tidak mengubah arah, (Anda) akan menderita konsekuensi."
"Kami sedang melakukan perjalanan yang tidak bersalah," jawab kru kapal USS Decatur.
Dalam sebuah video tentang insiden itu, seorang pelaut Angkatan Laut AS yang tidak dikenal terdengar mengatakan, "Kapal China sedang berusaha mendorong kita keluar dari jalur."
Collin Koh, seorang peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies mengatakan video tentang insiden kedua kapal perang itu kurang jelas. Namun, kata dia, ada fender kapal yang dikerahkan dari dek. "Spatbor dirancang untuk mengurangi dampak kinetik tabrakan, penyebaran (fender) jelas merupakan indikasi kesiapan untuk kemungkinan semacam itu," ujarnya.
Ankit Panda, seorang ahli kebijakan luar negeri yang merupakan editor senior di The Diplomat,
menyebut insiden itu sebagai upaya paling langsung dan berbahaya
Angkatan Laut PLA untuk mengganggu navigasi Angkatan Laut AS yang sah di
Laut China Selatan hingga saat ini.
Pertemuan yang tidak aman atau tidak profesional antara Angkatan Laut kedua negara itu sudah tercatat belasan kali sejak dua tahun lalu. "Kami telah menemukan catatan 19 interaksi tidak aman dan/atau tidak profesional dengan China dan Rusia sejak 2016 (18 dengan China dan satu dengan Rusia)," kata Nate Christensen, juru bicara Armada Pasifik AS, baru-baru ini kepada CNN.
Pertemuan yang tidak aman atau tidak profesional antara Angkatan Laut kedua negara itu sudah tercatat belasan kali sejak dua tahun lalu. "Kami telah menemukan catatan 19 interaksi tidak aman dan/atau tidak profesional dengan China dan Rusia sejak 2016 (18 dengan China dan satu dengan Rusia)," kata Nate Christensen, juru bicara Armada Pasifik AS, baru-baru ini kepada CNN.
Credit sindonews.com