WASHINGTON - Sistem software (perangkat lunak) pada pesawat F-35 Lightning
II Joint Strike Fighter (JSF) Lockheed Martin Amerika Serikat (AS)
masih bermasalah. Hal itu membuat serangkaian tes yang dirancang untuk
memastikan pesawat dapat melakukan berbagai misi yang relevan selama
operasional mengalami penundaan.
Serangkaian tes yang ditunda itu adalah Uji Operasional Awal dan Evaluasi (IOT&E). Masalah itu terungkap dari memo internal yang ditandatangani oleh Robert Behler, Direktur IOT&E Departemen Pertahanan AS tertanggal 24 Agustus 2018.
Memo itu juga diperoleh Project on Government Oversight (POGO) atau Proyek Pengawasan Pemerintahan yang dipublikasikan 12 September 2018.
Behler mengatakan pada 24 Agustus bahwa dia menunda IOT&E sampai program F-35 memperbarui versi perangkat lunak operasi pesawat, file misi-data, Autonomic Logistics Information System (ALIS), dan perangkat lunak Air-to-Air Range Infrastructure (AARI).
Serangkaian tes yang ditunda itu adalah Uji Operasional Awal dan Evaluasi (IOT&E). Masalah itu terungkap dari memo internal yang ditandatangani oleh Robert Behler, Direktur IOT&E Departemen Pertahanan AS tertanggal 24 Agustus 2018.
Memo itu juga diperoleh Project on Government Oversight (POGO) atau Proyek Pengawasan Pemerintahan yang dipublikasikan 12 September 2018.
Behler mengatakan pada 24 Agustus bahwa dia menunda IOT&E sampai program F-35 memperbarui versi perangkat lunak operasi pesawat, file misi-data, Autonomic Logistics Information System (ALIS), dan perangkat lunak Air-to-Air Range Infrastructure (AARI).
Dan Grazier, fellow militer POGO, mengatakan kepada Janes.com bahwa penundaan ini signifikan karena akan menunda momen saat program F-35 dapat memulai produksi penuh (FRP) secara legal.
Versi berikutnya dari perangkat lunak operasi F-35, yang dikenal sebagai 30R02 dan dijadwalkan akan diturunkan dalam dua bulan ke depan, akan memungkinkan pesawat untuk melakukan beberapa misi tempur utama, termasuk serangan strategis, pengadangan udara, serangan balik, dan serangan elektronik.
Behler menambahkan, program ini menggunakan versi perangkat lunak AARI yang sama di seluruh IOT&E resmi.
Perangkat lunak F-35 yang saat ini digunakan, yang dikenal sebagai 30R00, memiliki kekurangan dengan AARI yang dibahas dalam perangkat lunak follow-up 30R02. AARI, katanya, harus berfungsi secara memadai untuk memastikan hasil tes akurat, dapat dimengerti, dan dapat dipertahankan.
"Mengubah versi perangkat lunak AARI di tengah-tengah IOT&E berpotensi mengakibatkan inkonsistensi dalam pengumpulan data dan memengaruhi validitas dan kecukupan tes dan evaluasi," kata Behler, yang dilansir Sabtu (15/9/2018).
Grazier mengatakan AARI adalah sistem pada rentang uji yang mensimulasikan tembakan rudal musuh. Menurutnya, untuk konsisten dengan tujuan pengujian, perangkat lunak yang sama harus digunakan untuk mengendalikan variabel selama proses pengujian. Jika tidak, penguji tidak akan dapat mengevaluasi F-35 dengan benar karena akan memiliki variabel yang berbeda yang terlibat.
Versi berikutnya dari perangkat lunak operasi F-35, yang dikenal sebagai 30R02 dan dijadwalkan akan diturunkan dalam dua bulan ke depan, akan memungkinkan pesawat untuk melakukan beberapa misi tempur utama, termasuk serangan strategis, pengadangan udara, serangan balik, dan serangan elektronik.
Behler menambahkan, program ini menggunakan versi perangkat lunak AARI yang sama di seluruh IOT&E resmi.
Perangkat lunak F-35 yang saat ini digunakan, yang dikenal sebagai 30R00, memiliki kekurangan dengan AARI yang dibahas dalam perangkat lunak follow-up 30R02. AARI, katanya, harus berfungsi secara memadai untuk memastikan hasil tes akurat, dapat dimengerti, dan dapat dipertahankan.
"Mengubah versi perangkat lunak AARI di tengah-tengah IOT&E berpotensi mengakibatkan inkonsistensi dalam pengumpulan data dan memengaruhi validitas dan kecukupan tes dan evaluasi," kata Behler, yang dilansir Sabtu (15/9/2018).
Grazier mengatakan AARI adalah sistem pada rentang uji yang mensimulasikan tembakan rudal musuh. Menurutnya, untuk konsisten dengan tujuan pengujian, perangkat lunak yang sama harus digunakan untuk mengendalikan variabel selama proses pengujian. Jika tidak, penguji tidak akan dapat mengevaluasi F-35 dengan benar karena akan memiliki variabel yang berbeda yang terlibat.
Credit sindonews.com