Presiden Vladimir Putin menyebut jatuhnya
pesawat pengintai II-20 milik Rusia di Suriah merupakan rangkaian
keadaan tragis. (REUTERS/Jorge Silva)
Kecelakaan itu terjadi pada Senin (17/9) malam. Menurutnya, hal ini berbeda saat Turki secara sengaja menembak jatuh sebuah jet Rusia pada November 2015, sementara Israel tidak menyerang Il-20.
"Tapi, tanpa diragukan, kita harus menyelidiki kejadian ini dengan serius," kata Putin dalam acara jumpa pers bersama Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang sedang melakukan lawatan ke Rusia, Selasa (18/9) dikutip Reuters.
Ia menambahkan sebagai tanggapan atas insiden tersebut, Rusia akan memberikan keamanan tambahan bagi para tentaranya di Suriah.
Putin menyatakan duka cita kepada keluarga para korban yang tewas dalam tragedi itu.
"Terlihat sangat mungkin dalam kasus ini bahwa itu adalah rangkaian peristiwa kebetulan yang tragis, karena pesawat Israel tidak menembak jatuh pesawat kami. Tapi, tanpa ragu, kami benar-benar jatuh atas kejadian itu," kata Putin.
Dia juga mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon bahwa angkatan udara Israel telah melakukan operasi dalam pelanggaran kedaulatan Suriah, kata pernyataan Kremlin.
"Dalam hal ini, perjanjian Rusia-Israel tentang pencegahan insiden berbahaya tidak diamati. Akibatnya pesawat Rusia diserang oleh sistem anti-pesawat Suriah. Presiden Rusia menyerukan pihak Israel untuk menghindari situasi seperti itu dari sekarang, "kata pernyataan itu.
Jubir Kemhan Rusia, Igor Konashenkov. (Reuters/Maxim Shemetov)
|
Kekeliruan itu terjadi karena, pada saat yang sama, ada serangan udara oleh Israel hingga membingungkan sistem pertahanan udara Suriah.
Kementerian mengatakan jet-jet Isrel telah menggunakan Il-20 sebagai tameng dan menyebutkan bahwa Israel telah melancarkan tindakan-tindakan provokatif yang penuh dengan permusuhan.
Credit cnnindonesia.com