Imran Khan menyarankan pertemuan antara dua menlu di sela Sidang Umum PBB.
CB,
ISLAMABAD -- Pakistan pada Kamis (20/9) memperbarui tawarannya untuk
berdialog dengan India guna menyelesaikan semua masalah kedua negara.
Dilansir
Anadolu,
Kamis (20/9), menurut Kementerian Luar Negeri Pakistan, Perdana Menteri
Imran Khan mengirim surat kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi,
yang meminta dimulainya kembali pembicaraan antara dua negara. Khan
menanggapi surat yang ditulis Modi pada akhir Agustus saat memberi
selamat kepada Khan atas kemenanganya sebagai perdana menteri Pakistan.
"PM telah menanggapi PM Modi, dalam semangat positif, membalas
sentimennya. Mari kita bicara dan menyelesaikan semua masalah. Kami
menunggu tanggapan formal dari India," tulis juru bicara Kementerian
Luar Negeri, Mohammad Faisal di akun Twitternya.
Khan
menyarankan pertemuan antara menteri luar negeri kedua negara di
sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendatang di New York.
Times of India melaporkan Modi dalam suratnya telah menyerukan keterlibatan yang bermakna dan konstruktif antara Islamabad dan New Delhi.
Hubungan
antara dua negara dipenuhi ketegangan setelah India menuduh Pakistan
memiliki hubungan dengan orang-orang bersenjata yang menewaskan 19
tentara di Jammu dan Kashmir pada September 2016. Islamabad membantah
tuduhan itu. Saat ini Pakistan sedang mengajukan sebuah kasus di
Mahkamah Internasional terhadap mata-mata India yang diduga bernama
Kulbhushan Yadav yang telah dijatuhi hukuman mati di Pakistan.
Sejak
pemisahan kedua negara pada 1947, India dan Pakistan telah berperang
tiga kali - pada 1948, 1965 dan 1971 - karena Kashmir. Kashmir, wilayah
Himalaya mayoritas Muslim, dipegang oleh India dan Pakistan dalam
beberapa bagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sebagian kecil
Kashmir juga dikendalikan oleh Cina.
Di Kashmir
utara, pasukan India dan Pakistan telah berselisih sejak 1984. Gencatan
senjata mulai berlaku pada 2003. Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan
Kashmir telah berperang melawan kekuasaan India untuk kemerdekaan, atau
untuk bersatu dengan negara tetangga Pakistan. Menurut beberapa
organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan tewas dalam
konflik di wilayah itu sejak 1989.