SKOPJE
- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg siap meyambut Macedonia
untuk bergabung dalam keanggotaan aliansi militer tersebut. Jika
bergabung, negara itu akan menjadi anggota ke-30.
Stoltenberg meminta rakyat Macedonia untuk memilih dalam referendum untuk membuat kesepakatan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Kami siap menyambut negara Anda sebagai anggota ke-30 NATO," katanya setelah bertemu Perdana Menteri Macedonia Zoran Zaev.
Macedonia telah menetapkan 30 September 2018 sebagai tanggal pelaksanaan referendum tentang tawaran keanggotaan NATO dan Uni Eropa.
Stoltenberg meminta rakyat Macedonia untuk memilih dalam referendum untuk membuat kesepakatan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Kami siap menyambut negara Anda sebagai anggota ke-30 NATO," katanya setelah bertemu Perdana Menteri Macedonia Zoran Zaev.
Macedonia telah menetapkan 30 September 2018 sebagai tanggal pelaksanaan referendum tentang tawaran keanggotaan NATO dan Uni Eropa.
Pada
bulan Juni, NATO mengundang Macedonia untuk memulai pembicaraan aksesi
dengan aliansi tersebut. Namun, untuk menyelesaikan pembicaraan
keanggotaan, Zaev harus mengadopsi amandemen konstitusi.
"Ini adalah kesempatan bersejarah," kata Stoltenberg, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/9/2018). "Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk bergabung dengan komunitas internasional, untuk menjadi anggota NATO, untuk menjadi anggota Uni Eropa, tetapi untuk ini Anda harus setuju dengan perjanjian atas nama (negara)."
Yunani sejauh ini menolak untuk menerima nama negara Balkan tersebut menjadi anggota NATO dan Uni Eropa. Yunani dan Macedonia selama ini terlibat sengketa teritorial.
Pemerintah Zaev, yang terpilih pada tahun 2017, mendorong kesepakatan dengan Yunani untuk menyelesaikan sengketa nama dan kedua belah pihak telah menyetujui nama Republik MaCedonia Utara.
Para tokoh nasionalis, termasuk Presiden Gjorge Ivanov, menentang kesepakatan tersebut karena berlawanan dengan konstitusi.
“Saya percaya bahwa tempat yang nyata untuk Macedonia adalah di Uni Eropa dan NATO. Saya akan terus mendukung tujuan strategis kami. Tapi, Uni Eropa dan NATO tidak bisa menjadi alibi untuk kesepakatan buruk," kata Ivanov dalam sebuah pernyataan setelah bertemu dengan Stoltenberg.
"Ini adalah kesempatan bersejarah," kata Stoltenberg, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/9/2018). "Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk bergabung dengan komunitas internasional, untuk menjadi anggota NATO, untuk menjadi anggota Uni Eropa, tetapi untuk ini Anda harus setuju dengan perjanjian atas nama (negara)."
Yunani sejauh ini menolak untuk menerima nama negara Balkan tersebut menjadi anggota NATO dan Uni Eropa. Yunani dan Macedonia selama ini terlibat sengketa teritorial.
Pemerintah Zaev, yang terpilih pada tahun 2017, mendorong kesepakatan dengan Yunani untuk menyelesaikan sengketa nama dan kedua belah pihak telah menyetujui nama Republik MaCedonia Utara.
Para tokoh nasionalis, termasuk Presiden Gjorge Ivanov, menentang kesepakatan tersebut karena berlawanan dengan konstitusi.
“Saya percaya bahwa tempat yang nyata untuk Macedonia adalah di Uni Eropa dan NATO. Saya akan terus mendukung tujuan strategis kami. Tapi, Uni Eropa dan NATO tidak bisa menjadi alibi untuk kesepakatan buruk," kata Ivanov dalam sebuah pernyataan setelah bertemu dengan Stoltenberg.
Credit sindonews.com