Demonstrasi kerusuhan di Basra, Irak (REUTERS/Alaa al-Marjani)
Ribuan demonstran marah lantaran pemerintah mengabaikan infrastruktur kota kaya minyak tersebut. Akibatnya, kota itu dilanda krisis air bersih dan pencemaran air. Akibatnya 20 ribu orang masuk rumah sakit.
Hingga hari ini, otoritas Irak melaporkan 10 demonstran tewas dan puluhan lainnya terluka akibat bentrok dengan pasukan keamanan. Puluhan aparat juga dikabarkan terluka dalam kerusuhan itu, sebagian dari mereka terkena granat.
Dikutip Reuters, sejumlah gedung pemerintah provinsi menjadi target para pedemo. Sebagian pemrotes memblokir jalan-jalan utama hingga membakar gedung-gedung milik pemerintah di kota itu termasuk kantor gubernur dan rumah kepala dewan kota Basra.
Ribuan demonstan ikut menyerang kantor-kantor media pemerintah Irak, termasuk stasiun televisi negara Iraqiya TV. Salah satu markas besar partai politik berkuasa Partai Dawa, Dewan Islam Tertinggi, dan gedung Organisasi Badar ikut menjadi sasaran amukan pedemo.
Para pengunjuk rasa juga membakar kantor salah satu organisasi militan yang cukup berpengaruh di Irak, Asaib Ahl al-Haw, dan Gerakan Hikmah yang berlokasi 100 kilometer di utara Basra.
Pasukan keamanan dikerahkan guna membendung kerusuhan termasuk memberlakukan jam malam mulai pukul 22.30 waktu setempat.
"Kami masih menungguh perintah dari otoritas tertinggi negara," kata seorang pejabat keamanan Irak. Dia menuturkan pasukannya masih terus berjuang menjinakan para demonstran.
Akibat kerusuhan selama empat hari terakhir itu, Pelabuhan Umm Qasr, pelabuhan utama negara itu, ditutup pada Kamis (6/9).
Pegawai pelabuhan mengatakan semua kegiatan operasional disetop tak lama setelah para pemrotes mulai memblokir pintu masuk pelabuhan yang terletak sekitar 60 kilometer dari Basra.
Truk-truk pengangkut kontainer dan para staf dilaporkan tidak dapat keluar-masuk dari kompleks pelabuhan itu.
Credit cnnindonesia.com