SEOUL
- Korea Selatan (Korsel) menyatakan delegasinya bertemu Pemimpin Korea
Utara (Korut) Kim Jong-un kemarin untuk menyiapkan konferensi tingkat
tinggi (KTT) ketiga pada akhir bulan ini.
KTT itu diharapkan dapat menciptakan momentum baru pada perundingan denuklirisasi antara Korut dan Amerika Serikat (AS). Kim dan Presiden AS Donald Trump mencapai kesepakatan luas tentang denu klirisasi saat KTT di Singapura pada Juni.
Meski demikian, perundingan antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak Trump membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo ke Korut bulan lalu.
Utusan Khusus Presiden Korsel Moon Jae-in dipimpin oleh Kepala Keamanan Nasional Istana Biru Kepresidenan Chung Eui-yong. Delegasi Korsel termasuk Direktur Badan Intelijen Nasional Suh Hoon.
KTT itu diharapkan dapat menciptakan momentum baru pada perundingan denuklirisasi antara Korut dan Amerika Serikat (AS). Kim dan Presiden AS Donald Trump mencapai kesepakatan luas tentang denu klirisasi saat KTT di Singapura pada Juni.
Meski demikian, perundingan antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak Trump membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo ke Korut bulan lalu.
Utusan Khusus Presiden Korsel Moon Jae-in dipimpin oleh Kepala Keamanan Nasional Istana Biru Kepresidenan Chung Eui-yong. Delegasi Korsel termasuk Direktur Badan Intelijen Nasional Suh Hoon.
Delegasi
itu menggelar pertemuan dengan Kim dan menyerahkan surat dari Moon.
Mereka juga makan malam dengan para pejabat Korut. “Utusan itu akan
kembali setelah makan malam,” ungkap juru bicara Istana Biru Kim
Euikyeom, dikutip kantor berita Reuters.
Rincian lebih lanjut tentang hasil pertemuan itu akan diumumkan pada Kamis (6/9). “Delegasi dengan 11 anggota itu disambut di Pyongyang oleh Ri Son-gwon, ketua komite urusan lintas perbatasan Korut yang memimpin perundingan tingkat tinggi antar Korea,” papar juru bicara Moon, Yoon Young-chan.
Yoon menjelaskan, mereka menggelar pertemuan 20 menit dengan Ri dan Kim Yong-chol yang memainkan peran kunci dengan Pompeo dalam KTT di Singapura. Yoon tidak memberi penjelasan lebih rinci tentang pertemuan itu.
AS dan Korut masih ragu untuk menetapkan apakah mendahulukan denuklirisasi atau normalisasi hubungan dengan mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea 1950-1953. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata dan bukan traktat perdamaian sehingga dua Korea secara teknis masih berperang.
Kepala Keamanan Nasional Istana Biru Kepresidenan Chung Eui-yong menyatakan dia ingin mendiskusikan dengan para pejabat Pyongyang tentang cara mencapai denuklirisasi penuh semenanjung Korea. “Seoul akan terus mendorong deklarasi gabungan dengan AS untuk mengakhiri perang Korea tahun ini,” ucap Chung.
“Kim tampil ke publik untuk pertama kali dalam 16 hari untuk memberi hormat pada pemakaman Ju Kyu Chang, kontributor utama kesuksesan pengembangan program antariksa, rudal balistik, dan senjata nuklir Korut,” ungkap laporan Stimson Centre's 38 North, website yang khusus menganalisis Korut.
AS ingin Korut meninggalkan senjata nuklir tanpa syarat. Korut menjelaskan sebelumnya bahwa mereka dapat mempertimbangkan menyerah kan senjata nuklirnya jika AS memberikan jaminan keamanan dengan memindahkan tentara AS dari Korsel dan Jepang.
Korut saat ini menyiapkan peringatan ulang tahun ke-70 berdirinya rezim pada Minggu (9/9). Sementara Moon dan Trump akan membahas Korut saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York bulan ini.
Rincian lebih lanjut tentang hasil pertemuan itu akan diumumkan pada Kamis (6/9). “Delegasi dengan 11 anggota itu disambut di Pyongyang oleh Ri Son-gwon, ketua komite urusan lintas perbatasan Korut yang memimpin perundingan tingkat tinggi antar Korea,” papar juru bicara Moon, Yoon Young-chan.
Yoon menjelaskan, mereka menggelar pertemuan 20 menit dengan Ri dan Kim Yong-chol yang memainkan peran kunci dengan Pompeo dalam KTT di Singapura. Yoon tidak memberi penjelasan lebih rinci tentang pertemuan itu.
AS dan Korut masih ragu untuk menetapkan apakah mendahulukan denuklirisasi atau normalisasi hubungan dengan mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea 1950-1953. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata dan bukan traktat perdamaian sehingga dua Korea secara teknis masih berperang.
Kepala Keamanan Nasional Istana Biru Kepresidenan Chung Eui-yong menyatakan dia ingin mendiskusikan dengan para pejabat Pyongyang tentang cara mencapai denuklirisasi penuh semenanjung Korea. “Seoul akan terus mendorong deklarasi gabungan dengan AS untuk mengakhiri perang Korea tahun ini,” ucap Chung.
“Kim tampil ke publik untuk pertama kali dalam 16 hari untuk memberi hormat pada pemakaman Ju Kyu Chang, kontributor utama kesuksesan pengembangan program antariksa, rudal balistik, dan senjata nuklir Korut,” ungkap laporan Stimson Centre's 38 North, website yang khusus menganalisis Korut.
AS ingin Korut meninggalkan senjata nuklir tanpa syarat. Korut menjelaskan sebelumnya bahwa mereka dapat mempertimbangkan menyerah kan senjata nuklirnya jika AS memberikan jaminan keamanan dengan memindahkan tentara AS dari Korsel dan Jepang.
Korut saat ini menyiapkan peringatan ulang tahun ke-70 berdirinya rezim pada Minggu (9/9). Sementara Moon dan Trump akan membahas Korut saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York bulan ini.
“Moon dan Trump berbicara selama 50 menit melalui telepon pada Selasa (4/9),” ungkap pernyataan dari kantor Moon dan Gedung Putih. Pembicaraan antara Moon dan Trump itu berlangsung sebelum utusan khusus Korsel tiba di Pyongyang untuk membahas KTT ketiga Korut dan Korsel bulan ini.
“Moon dan Trump sepakat dalam pembicaraan telepon untuk mengeksplorasi ide pertemuan langsung di sela Sidang Umum PBB dan melakukan konsultasi mendalam tentang berbagai strategi dan cara bekerja sama dalam isu-isu semenanjung,” papar pernyataan kantor Moon.
Di Washington, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyatakan Moon memaparkan pada Trump tentang rencananya mengirim utusan khusus ke Pyongyang untuk bertemu Kim. “Mereka sepakat bertemu akhir bulan ini di sela Sidang Umum PBB di New York,” kata dia.
Credit sindonews.com