Selasa, 04 September 2018

Erdogan: Amerika Berperilaku seperti Serigala Liar



Erdogan: Amerika Berperilaku seperti Serigala Liar
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat berkunjung ke Kyrgyztan, Minggu (2/9/2018). Foto/REUTERS

BISHKEK - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan mengejar transaksi non-dolar dalam perdagangan dan investasi dengan negara lain. Dia mengecam Amerika Serikat (AS) yang dia sebut berperilaku seperti "serigala liar" karena menjatuhkan sanksi terhadap Ankara baru-baru ini.

Kecaman itu disampaikan di sebuah forum bisnis selam kunjungan Erdogan ke Kyrgyzstan pada hari Minggu.

"Kita perlu secara bertahap mengakhiri monopoli dolar sekali untuk selamanya dengan menggunakan mata uang lokal dan nasional di antara kita," katanya.

Ankara bukan negara satu-satunya yang dihantam sanksi oleh AS. Rusia juga mengalami nasib serupa.

Sanksi Washington telah memengaruhi nilai mata uang Turki, lira, yang anjlok pada bulan lalu. Sanksi dijatuhkan kepada dua menteri di kabinet Erdogan setelah Ankara menolak membebaskan pastor Amerika, Andrew Brunson, yang ditahan di Turki atas tuduhan terlibat terorisme dan mendukung upaya kudeta militer.

"Amerika berperilaku seperti serigala liar. Jangan percaya mereka," kata Erdogan. "Menggunakan dolar hanya merusak kita. Kita tidak akan menyerah. Kita akan menang," katanya lagi, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (3/9/2018).

Hubungan Turki dan AS, yang merupakan sekutu di keanggotaan NATO, semakin memburuk setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif masuk yang besar untuk produk baja dan aluminium Turki ketika masuk pasar Washington. Kebijakan Trump ini juga untuk menanggapi penahanan pastor Brunson.

Menurut Erdogan, Turki memutuskan untuk membangun kemandirian ekonomi, khususnya dalam industri pertahanannya.

Turki tahun lalu mengumumkan tecapainya kesepakatan akuisisi sistem rudal anti-pesawat jarak jauh Rusia yang paling canggih; S-400. Namun, langkah itu membuat AS marah karena sistem pertahanan tersebut tidak kompatibel dengan perangkat keras militer NATO.

Pada bulan Juni, Senat AS meloloskan RUU yang melarang penjualan jet tempur siluman F-35 ke Turki. Alasannya, karena Ankara membeli S-400 dan menahan Pastor Brunson, yang merupakan warga AS.

Erdogan mengatakan, beberapa pihak terganggu dengan pembelian S-400 Rusia oleh Turki. Namun, dia menegaskan bahwa Ankara tidak perlu izin dari siapa pun untuk menjaga wilayahnya.





Credit  sindonews.com