PYONGYANG
- Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan, Presiden Amerika Serikat
(AS) Donald Trump mengambil langkah besar dan sangat berbahaya yakni
menuju perang nuklir. Alasannya, militer Washington sedang berencana
melakukan blokade laut di semenanjung Korea.
Pernyataan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Korut melalui seorang juru bicara yang dipublikasikan kantor berita KCNA.
“Pyonyang akan mengambil tindakan tanpa ampun membela diri terhadap blokade apapun, karena akan mempertimbangkan langkah semacam itu sebagai tindakan perang,” kata kementerian tersebut.
“Pemerintah Korea Utara juga yakin bahwa setiap blokade akan menjadi pelanggaran ‘nakal’ dari kedaulatan dan martabatnya,” lanjut Kementerian Luar Negeri Korut.
Rencana blokade laut terhadap Pyongyang oleh militer Washington ini disampaikan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. Menurutnya, menjadi hak AS untuk melarang lalu lintas maritim mengangkut barang ke dan dari Korut, menyusul uji coba rudal balistik antarbenua Pyongyang yang terbaru pada tanggal 29 November.
Sementara itu, pada hari Kamis (14/12/2017), Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Korea Utara sekarang menemukan dirinya dalam posisi di mana negara itu tidak melihat cara lain untuk melindungi diri sendiri ketimbang mengembangkan senjata pemusnah massal dan teknologi rudal.
Namun, pemimpin Kremlin ini mengulangi sikap Moskow yang sama sekali tidak mendukung program nuklir Pyongyang. Dia menyerukan langkah-langkah oleh semua pihak menuju solusi damai.
“Baik AS dan Korea Utara harus berhenti memicu ketegangan,” kata Putin dalam pada konferensi pers tahunannya. Menurutnya, setiap orang harus sangat berhati-hati mengenai situasi di semenanjung Korea.
”Satu peluncuran dari Korea Utara akan cukup untuk konsekuensi bencana,” lanjut peringatan Putin mengacu pada peluncuran peluru kendali atau rudal.
Pernyataan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Korut melalui seorang juru bicara yang dipublikasikan kantor berita KCNA.
“Pyonyang akan mengambil tindakan tanpa ampun membela diri terhadap blokade apapun, karena akan mempertimbangkan langkah semacam itu sebagai tindakan perang,” kata kementerian tersebut.
“Pemerintah Korea Utara juga yakin bahwa setiap blokade akan menjadi pelanggaran ‘nakal’ dari kedaulatan dan martabatnya,” lanjut Kementerian Luar Negeri Korut.
Rencana blokade laut terhadap Pyongyang oleh militer Washington ini disampaikan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. Menurutnya, menjadi hak AS untuk melarang lalu lintas maritim mengangkut barang ke dan dari Korut, menyusul uji coba rudal balistik antarbenua Pyongyang yang terbaru pada tanggal 29 November.
Sementara itu, pada hari Kamis (14/12/2017), Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Korea Utara sekarang menemukan dirinya dalam posisi di mana negara itu tidak melihat cara lain untuk melindungi diri sendiri ketimbang mengembangkan senjata pemusnah massal dan teknologi rudal.
Namun, pemimpin Kremlin ini mengulangi sikap Moskow yang sama sekali tidak mendukung program nuklir Pyongyang. Dia menyerukan langkah-langkah oleh semua pihak menuju solusi damai.
“Baik AS dan Korea Utara harus berhenti memicu ketegangan,” kata Putin dalam pada konferensi pers tahunannya. Menurutnya, setiap orang harus sangat berhati-hati mengenai situasi di semenanjung Korea.
”Satu peluncuran dari Korea Utara akan cukup untuk konsekuensi bencana,” lanjut peringatan Putin mengacu pada peluncuran peluru kendali atau rudal.
Credit sindonews.com