Ledakan keras akibat kembang api
menyebabkan kepanikan dan memicu kerusuhan di Turin, Italia, Sabtu
(3/6). (REUTERS/Giorgio Perottino)
Jakarta, CB --
Setidaknya 1000 orang terluka, tujuh diantaranya
luka parah, usai sebuah ledakan keras memicu kepanikan di Piazza San
Carlo, Turin, saat ribuan penggemar Juventus menggelar acara nonton
bareng (nobar) final Liga Champion antara Juventus dan Real Madrid.
Otoritas setempat menyebut kericuhan mendadak pecah 10 menit sebelum pertandingan berakhir.
Penonton panik karena mendengar ledakan keras dan beberapa penonton menyebut ledakan itu disebabkan oleh bom. Kepanikan itu menciptakan suasana yang kacau balau karena mereka semua berebutan keluar dari piazza, sehingga menyebabkan banyak orang terjatuh dan terinjak-injak. Sementara itu, usai mengadakan investigasi, otoritas menyebut ledakan disebabkan oleh kembang api.
Kendati otoritas menyebut seribu orang terluka dalam kericuhan itu, kebanyakan hanya menderita luka kecil. Meksipun demikian, terdapat tujuh orang yang dilarikan ke rumah sakit karena luka yang lebih serius.
Media lokal melaporkan bocah berusia tujuh tahun kini berada dalam kondisi koma karena luka dalam di bagian dada akibat terinjak-injak kerumuman.
“Kami mendengar suara keras, kemudian tiba-tiba kerumunan orang keluar bersamaan seperti ombak dan semua orang jatuh bertumpukan,” kata Luca, yang berada di lokasi kejadian, dikutip AFP.
“Orang-orang berteriak, mereka berusaha melompati orang lain dan saya melihat darah dari mereka yang jatuh dan tertimpa. Sangat mengerikan, ini seperti insiden Manchester yang terulang.”
Saksi mata lainnya Giulio mengatakan dia adalah salah satu yang tertimpa kerumunan orang.
“Semua orang sepertinya jatuh di atas saya. Saya terpisah dari teman-teman saya. Saya tidak tahu apa yang terjadi,” kata dia.
Fans Juventus lainnya, Filippo, segera berlindung di sebuah restoran di dekat Piazza San Carlo bersama keluarganya. “Mereka memberi kami minuman dan kami tinggal di situ sampai suasana tenang. Kemudian kami kembali ke lokasi untuk mencari sepatu milik putri saya,” tuturnya.
Geatan, saksi mata lain, menyebut kini warga mudah panik terhadap serangan teror.
“Suasananya sungguh tegang. Dengan segala yang terjadi akhir-akhir ini, wajar jika banyak yang panik dan ingin segera keluar mencari tempat aman,” terang Geatan.
Tidak hanya itu, kericuhan itu juga dianggap mengulang memori suram dari tahun 1985 yang dikenal dengan nama Tragedi Heysel, dimana 39 fans sepakbola tewas akibat tembok yang ambruk, sebelum pertandingan final Juventus melawan Liverpool.
Otoritas setempat menyebut kericuhan mendadak pecah 10 menit sebelum pertandingan berakhir.
Penonton panik karena mendengar ledakan keras dan beberapa penonton menyebut ledakan itu disebabkan oleh bom. Kepanikan itu menciptakan suasana yang kacau balau karena mereka semua berebutan keluar dari piazza, sehingga menyebabkan banyak orang terjatuh dan terinjak-injak. Sementara itu, usai mengadakan investigasi, otoritas menyebut ledakan disebabkan oleh kembang api.
Kendati otoritas menyebut seribu orang terluka dalam kericuhan itu, kebanyakan hanya menderita luka kecil. Meksipun demikian, terdapat tujuh orang yang dilarikan ke rumah sakit karena luka yang lebih serius.
Media lokal melaporkan bocah berusia tujuh tahun kini berada dalam kondisi koma karena luka dalam di bagian dada akibat terinjak-injak kerumuman.
“Kami mendengar suara keras, kemudian tiba-tiba kerumunan orang keluar bersamaan seperti ombak dan semua orang jatuh bertumpukan,” kata Luca, yang berada di lokasi kejadian, dikutip AFP.
“Orang-orang berteriak, mereka berusaha melompati orang lain dan saya melihat darah dari mereka yang jatuh dan tertimpa. Sangat mengerikan, ini seperti insiden Manchester yang terulang.”
Saksi mata lainnya Giulio mengatakan dia adalah salah satu yang tertimpa kerumunan orang.
“Semua orang sepertinya jatuh di atas saya. Saya terpisah dari teman-teman saya. Saya tidak tahu apa yang terjadi,” kata dia.
Fans Juventus lainnya, Filippo, segera berlindung di sebuah restoran di dekat Piazza San Carlo bersama keluarganya. “Mereka memberi kami minuman dan kami tinggal di situ sampai suasana tenang. Kemudian kami kembali ke lokasi untuk mencari sepatu milik putri saya,” tuturnya.
Geatan, saksi mata lain, menyebut kini warga mudah panik terhadap serangan teror.
“Suasananya sungguh tegang. Dengan segala yang terjadi akhir-akhir ini, wajar jika banyak yang panik dan ingin segera keluar mencari tempat aman,” terang Geatan.
Tidak hanya itu, kericuhan itu juga dianggap mengulang memori suram dari tahun 1985 yang dikenal dengan nama Tragedi Heysel, dimana 39 fans sepakbola tewas akibat tembok yang ambruk, sebelum pertandingan final Juventus melawan Liverpool.
Credit CNN Indonesia
Ledakan Terjadi di Turin Saat 'Nobar' Juventus
Sebuah ledakan dilaporkan terjadi di
arena pusat kota Turin yang digunakan oleh para pendukung Juventus untuk
menyaksikan tim mereka di final Liga Champions. (REUTERS/Giorgio
Perottino)
Jakarta, CB --
Sebuah ledakan dilaporkan terjadi di arena pusat
kota Turin yang digunakan oleh para pendukung Juventus untuk menyaksikan
tim mereka di final Liga Champions.
Seperti dilansir dari Express.co.uk, video kepanikan massa telah muncul secara daring yang menunjukkan orang-orang yang berlarian dari piazza San Carlo, salah satu arana utama masyarakat kota Italia.
Dalam video tersebut, lampu polisi terlihat saat suara fans yang saling memanggil bisa didengar.
Sementara video lain menunjukkan ratusan orang, yang kebanyakan mengenakan kaos bergaris hitam dan putih yang terkenal, berlari menembus jalanan sambil menjerit.
Seperti dilansir dari Express.co.uk, video kepanikan massa telah muncul secara daring yang menunjukkan orang-orang yang berlarian dari piazza San Carlo, salah satu arana utama masyarakat kota Italia.
Dalam video tersebut, lampu polisi terlihat saat suara fans yang saling memanggil bisa didengar.
Sementara video lain menunjukkan ratusan orang, yang kebanyakan mengenakan kaos bergaris hitam dan putih yang terkenal, berlari menembus jalanan sambil menjerit.
Laporan
awal bervariasi terkait sumber ledakan, di mana beberapa memperkirakan
bahwa ledakan tersebut adalah bom yang membuat para penggemar ketakutan,
menyadari risiko serangan teror di seluruh Eropa.
Terdapat juga kesaksian dari beberapa orang yang telah melaporkan melihat orang-orang tersandung di alun-alun.
Beberapa orang telah dilaporkan terluka akibat berdesak-desakan mengingat terdapat ribuan penggemar yang mencoba melarikan diri dari daerah tersebut. Seorang saksi mengatakan kepada surat kabar La Stampa, "Kami mendengar ledakan dan semua orang mulai berlari."
"Kami mendengar teriakan dan pada satu titik ribuan orang mulai menekan untuk lari dari alun-alun."
"Kami semua kewalahan, ada anak-anak yang kehilangan orang tua dan saudara mereka. Anda tidak mengerti apa-apa bahkan setelah beberapa menit, itu tampak seperti bom yang sebenarnya."
Terdapat juga kesaksian dari beberapa orang yang telah melaporkan melihat orang-orang tersandung di alun-alun.
Beberapa orang telah dilaporkan terluka akibat berdesak-desakan mengingat terdapat ribuan penggemar yang mencoba melarikan diri dari daerah tersebut. Seorang saksi mengatakan kepada surat kabar La Stampa, "Kami mendengar ledakan dan semua orang mulai berlari."
"Kami mendengar teriakan dan pada satu titik ribuan orang mulai menekan untuk lari dari alun-alun."
"Kami semua kewalahan, ada anak-anak yang kehilangan orang tua dan saudara mereka. Anda tidak mengerti apa-apa bahkan setelah beberapa menit, itu tampak seperti bom yang sebenarnya."
Credit CNN Indonesia