WASHINGTON
- Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Mike Pence
memperingatkan Iran untuk tidak menguji tekad Presiden Donald Trump.
Wapres Pence menilai kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara kekuatan
dunia pada 2015 merupakan kesepakatan mengerikan.
“Jangan
menguji tekad Presiden (Trump),” kata Pence. “Iran harus berpikir dua
kali soal permusuhan lanjutan dan tindakan mereka untuk berperang,”
lanjut Wapres Pence.
Komentar wakil Trump itu muncul dalam wawancaranya dengan penyiar ABC News,
George Stephanopoulos, pada hari Minggu. Wapres Pence ditanya soal
kenekatan Iran menguji tembak rudal balistik dan memberikan dukungan
untuk kelompok pemberontak di Yaman.
“Presiden (Trump) mengatakan
segala sesuatu ada di meja,” kata Pence mengacu pada semua opsi yang
diambil AS terhadap Iran, tak terkecuali opsi aksi militer atau perang.
Pemerintah
Presiden Trump sudah menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran sebagai
respons atas uji tembak rudal balistik. Sanksi itu ditujukan pada 13
individu dan 12 entitas Iran yang dianggap sebagai pendukung program
rudal Teheran. Hukuman dari Trump itu membuat mereka yang terkena sanksi
tidak dapat mengakses sistem keuangan AS atau kesepakatan dengan
perusahaan AS.
”Iran harus berdiri pada dasarnya untuk bekerja
dengan masyarakat dunia. Tapi sebaliknya, apa yang kita lihat adalah
perilaku semacam ini, berperang dan bermusuhan, perilaku menantang
masyarakat dunia,” kata Pence, yang dikutip Senin (6/2/2017).
“Presiden
(Trump), saya dan administrasi kami berpikir bahwa kesepakatan (nuklir
Iran) mengerikan,” ujar Pence. ”Kami mengevaluasi (apa yang harus
dilakukan berikutnya) saat kita bicara.”
Credit international.sindonews.com