Jumat, 04 November 2016

Temuan Artefak Patahkan Asumsi Awal Kedatangan Manusia Purba

 Temuan Artefak Patahkan Asumsi Awal Kedatangan Manusia Purba
Sebuah lukisan manusia purbakala berbentuk telapak tangan di Kawasan Situs sejarah Leang. Diperkirakan lukisan ini telah berusia ribuan tahun, dan dibuat oleh manusia pada peradaban prasejarah. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
 
CB, Jakarta - Manusia mulai mendiami pedalaman Australia 10.000 tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Demikian menurut para ilmuwan Kamis, 3 Vovember 2016, setelah mereka menemukan ribuan artefak dan tulang di batu tempat perlindungan di pedalaman terpencil.

Orang-orang diperkirakan telah tiba di Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Namun, waktu mereka menetap di pedalaman yang gersang itu serta menggunakan perkakas mereka dan interaksi mereka dengan binatang purba masih diperdebatkan.

Para peneliti mengatakan temuan di Flinders Ranges Australia Selatan, 450 kilometer dari ibu kota negara bagian Adelaide, menunjukkan bahwa manusia menduduki daerah itu dari 49.000 sampai 46.000 tahun lalu. "Kami menyajikan bukti dari batu tempat perlindungan Warratyi di pedalaman selatan yang menunjukkan bahwa manusia menduduki daerah tandus Australia sekitar (49.000 tahun lalu), (10.000 tahun) lebih awal dibandingkan laporan sebelumnya," kata para peneliti yang dipublikasikan di jurnal Nature.

Beberapa benda yang ditemukan dari lapisan-lapisan sedimen juga menunjukkan penggunaan teknologi di Australia, seperti perkakas tulang (40.000 sampai 38.000 tahun lalu) dan pigmen seperti merah (49.000 sampai 46.000 tahun lalu). "Itu melengkapi pekerjaan yang dilakukan di pesisir Australia. Itu cocok dengan ambang batas tanggal… antara 45.000 sampai 50.000 (tahun lalu)," kata arkeolog dari La Trobe University di Australia Selatan, Giles Hamm, peneliti yang memimpin riset tersebut. "Yang berbeda adalah situs tertuanya di bagian paling selatan benua...itu menunjukkan bahwa orang bergerak sangat cepat di sekitar benua dan bagian dalam benua. Jika orang datang 50.000 (tahun lalu), artinya orang mungkin bergerak ke segala arah. Dan kita sudah mendapat beberapa bukti genetik baru yang mungkin juga menambah data mengenai pertanyaan itu."

Studi yang juga melibatkan University of Adelaide, Flinders University dan Clifford Coulthard dari Adnyamathanha Traditional Lands Association itu menemukan 4.300 artefak, tiga kilogram tulang, oker, dan materi tumbuhan. Temuan bingkah tulang diidentifikasi berasal dari Diprotodon optatum, marsupialia--kelompok mamalia yang betinanya memiliki kantung-- terbesar yang diketahui.

Selain itu ada temuan cangkang telur yang berkaitan dengan burung raksasa yang sudah punah, menunjukkan bahwa manusia berinteraksi dengan binatang kuno, kata ahli megafauna Gavin Prideaux dari Flinders University. "Manusia terbukti hidup berdampingan dengan binatang-binatang ini dan memburu mereka. Jadi ide bahwa tidak ada interaksi antara manusia dengan binatang-binatang ini sekarang bisa ditaruh di tempat tidur," kata Prideaux sebagaimana dikutip kantor berita AFP. *


Credit  TEMPO.CO