VICENZA
- Sekitar 200 pengunjuk rasa menggeruduk pangkalan militer Amerika
Serikat (AS) di Vicenza, Italia, tepat di hari pemilihan presiden
(Pilpres) AS, kemarin. Massa mendesak semua tentara AS hengkang dari
Italia.
Dalam aksi “usir” tentara AS itu, mereka menggunakan petasan. Namun, polisi menghalau dengan tembakan gas air mata.
Para demonstran tak peduli siapa yang pemenang Pilpres AS. Mereka hanya ingin semua tentara AS pulang.
Vicenza, yang terletak di timur laut Italia, adalah rumah bagi pangkalan militer AS ”Dal Molin”.
“Clinton
atau Trump? Tentara pulang!,” bunyi spanduk yang diusung para
demonstran sebelum pemenang Pilpres AS muncul. Seperti diketahui, Donald
Trump dari Partai Republik mengalahkan Hillary Clinton dari Partai
Demokrat dalam Pilpres AS kemarin.
”Bagi kami, Clinton atau Trump
tak ada bedanya; Tujuan kami adalah untuk membebaskan wilayah kami dan
semua wilayah dari kehadiran militer,” kata Olol Jackson, juru bicara
“Presidio No Dal Molin”, organisasi protes yang mendesak semua tentara
AS hengkang dari Italia, seperti dikutip Ruptly.
”Kami
pikir ini adalah saat terbaik untuk membuat Presiden AS berikutnya
mengerti bahwa kami menentang pangkalan militer dan bahwa sudah waktunya
bagi mereka untuk pulang,” ujar Jackson.
Dinding-dinding
fasilitas di pangkalan militer AS juga ditempeli poster bertuliskan
“tentara pulang”. Tak lama setelah unjuk rasa dimulai, sekitar 50 orang
memisahkan diri dan mulai melemparkan petasan ke pangkalan militer AS.
Tidak ada yang terluka dalam insiden itu.
Italia tercatat
sebagai negara terbesar kedua di Eropa yang menjadi rumah bagi militer
AS. Pada bulan Agustus, Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni
mengumumkan negaranya juga akan mempertimbangkan permintaan Washington
yang menggunakan pangkalan udara Sigonela Italia untuk serangan udara
terhadap target ISIS di Libya.
Credit Sindonews