BRUSSELS
- Mantan Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan Amerika Serikat
(AS) harus jadi “polisi dunia” untuk mewujudkan perdamaian dan mencegah
konflik. Eks bos NATO ini frustrasi dengan Presiden Barack Obama yang
enggan menggunakan kekuatan militer untuk mencegah konflik di dunia.
Rasmussen
percaya bahwa intervensi global AS memang dibutuhkan untuk mencegah
konflik. Komentar itu disampaikan dalam sebuah wawancara kepada Sky News, lima hari menjelang pemilihan presiden AS.
Rasmussen
menjabat sebagai kepala NATO pada 2009-2014. ”Saya pikir Presiden Obama
terlalu enggan untuk menggunakan kekuatan militer atau mengancam untuk
menggunakan kekuatan militer untuk mencegah konflik di dunia,” kritik
Rasmussen.
Dia tidak peduli siapa yang memenangkan kursi Gedung
Putih dalam Pemilu AS 8 November nanti. Menurutnya, AS tak punya pilihan
baik, tapi harus menyusuri jalan untuk intervensi masalah global.
Menurutnya, berbagai permasalahan global membutuhkan "polisi dunia” untuk memulihkan hukum dan ketertiban internasional.
”Negara
adidaya jangan pensiun. Lihatlah di sekitar, Anda akan melihat dunia
terbakar. Suriah dilanda perang dan konflik. Irak di ambang kehancuran.
Libya negara gagal di Afrika Utara. Rusia menyerang Ukraina dan
mendestabilisasi Eropa Timur. China melenturkan otot, negara nakal Korea
Utara mengancam serangan nuklir,” katanya, yang diansir Jumat
(4/11/2016).
Rasmussen mengaku khawatir dengan kemungkinan Donald
Trump terpilih sebagai Presiden AS. ”Kami tidak tahu apa yang akan
menjadi kebijakan konkret dari pemerintahannya,” ujarnya. ”Tetapi jika
pernyataannya itu harus diambil pada nilai nominal, saya menganggap itu
bisa sangat berbahaya bagi dunia,” ucapnya.
Donald Trump
sebelumnya menyerukan agar AS menarik diri dari perjanjian militernya di
NATO karena tidak menguntungkan Washington. Komentar Rasmussen itu
terkesan mengabaikan fakta bahwa kekacauan di Timur Tengah dan Libya
sejatinya juga atas andil besar Amerika.
Credit Sindonews