Senin, 14 November 2016

BPJT Usul Jasamarga Pakai Teknologi Ini untuk Bangun Tol Melayang Jakarta-Cikampek


BPJT Usul Jasamarga Pakai Teknologi Ini untuk Bangun Tol Melayang Jakarta-Cikampek
lustrasi (Foto: Fadhly Fauzi Rachman)


Jakarta - Kemacetan yang timbul selama proses pembangunan jalan tol melayang Jakarta-Cikampek dinilai bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat pengguna jalan tol.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan, sebenarnya ada metode konstruksi yang dapat diterapkan agar dapat meminimalisir gangguan kepada pengguna jalan.

"Nama teknologiya sosro bahu. Itu seperti yang diterapkan saat pembangunan jalan tol Wiyoto-Wiyono," kata Herry kepada detikFinance, Minggu (13/11/2016).

Jalan tol Wiyoto-Wiyono adalah terusan jalan tol Jagorawi yang menghubungkan Cawang dengan Tanjung Priok. Jalan tol idi dibangun melayang karena di bawahnya ada jalan raya.

Adapun teknologi sosro bahu yang dimaksud Herry adalah engsel putar yang dipasang antara ujung tiang pancang dengan kepala tiang atau biasa disebut pier head.

Dengan teknologi ini, proses pengecoran kepala tiang penyangga jalan tol bisa dilakukan sejajar dengan arah jalan sehingga bisa mengurangi penggunaan ruang jalan saat pengecoran.

"Karena sejajar, lalulintas di bawahnya bisa tetap jalan. Jadi gangguannya minimal," jelas Herry.

Pier Head dicor sejajar dengan arah jalan sehingga tidak mengganggu lalulintas di bawahnyaFoto: Istimewa
Pier Head dicor sejajar dengan arah jalan sehingga tidak mengganggu lalulintas di bawahnya

Setelah coran beton pier head mengeras dan dianggap kuat menopang struktur melayang konstruksi jalan, bagian pier head itu kemudia diputar 90 derajat memanfaatkan engsel sosro bahu tadi.

Setelah coran beton <i>pier head</i> mengeras, <i>pier head</i> diputarFoto: Istimewa
Setelah coran beton pier head mengeras, pier head diputar

Metode ini jelas lebih unggul karena gangguan lalulintas yang ditimbulkan saat proses konstruksi sangat minim.

Berbeda dengan pengecoran kepala tiang secara konvensional yang proses pengecorannya dilakukan melintang di atas badan badan jalan. Karena melintang, proses pengecoran akan mengakibatkan kemacetan karena badan jalan akan tertutup dengan besi-besi penyangga saat proses pengecoran.

Setelah coran beton <i>pier head</i> mengeras, <i>pier head</i> diputarFoto: Istimewa
Setelah coran beton pier head mengeras, pier head diputar

Terkait usulan penggunaan teknologi sosro bahu ini, Herry mengaku telah menyampaikannya kepada PT Jasa Marga selaku pemenang lelang investasi sekaligus pengelola jalan tol ini nantinya.

"Kita sudah sampaikan. Tapi metodenya nanti akan diserahkan ke Jasa Marga. Hanya saja catatan kami, asal metodenya bisa membuat proses konstruksi cepat selesai dan gangguan ke penguna jalan bisa diminimalisir," tandas dia.

<i>Pier head</i> setelah berputar 90 derajat memanfaatkan engsel sosor bahuFoto: Istimewa
Pier head setelah berputar 90 derajat memanfaatkan engsel sosro bahu

Sebelumnya, Praktisi Konsrtruksi Jalan Tol, Lukman Efendy mengatakan, bila tidak ditanggulangi dengan baik sejak awal, kemacetan yang ditimbulkan selama proses pembangunan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang nilainya cukup besar.



Credit  detikFinance