Kapal
Angkatan Laut Belanda, De Zeven Provincien (DZP) meluncurkan rudal
permukaan ke permukaan Harpoon. Kapal kelas heavy frigate ini dilengkapi
dengan pertahanan udara yang sangat canggih sehingga disebut sebagai
LSC (Luchtverdedigings- en commandofregat) atau pertahanan udara dan
frigate komando. belgian-navy.be
Kementerian Pertahanan Belanda telah mengkonfirmasi bahwa bangkai kapal dari dua kapal perangnya yang tenggelam pada tahun 1942 itu benar-benar hilang, sementara sebagian besar dari bangkai kapal ketiga juga hilang.
Bangkai kapal itu pertama kali ditemukan utuh oleh penyelam amatir pada tahun 2002. Tapi ekspedisi baru untuk menandai ulang tahun ke-75 tahun Pertempuran Laut Jawa menemukan bahwa bangkai kapal yang semula utuh itu sudah hilang.
Sonar menunjukkan ada jejak dari bangkai kapal di ada dasar laut, tapi kapal-kapal itu sudah tidak ada.
"Bangkai kapal dari HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java tampaknya sudah benar-benar hilang. Sepotong besar bagian dari kapal juga hilang dari HNLMS Kortenaer," kata Kementerian Pertahanan Belanda, seperti dilansir Guardian edisi 16 November 2016.
Tiga kapal itu tenggelam pada 27 Februari 1942, selama Pertempuran Laut Jawa, yang ternyata menjadi kekalahan telak bagi pelaut Belanda, Inggris, Amerika dan Australia oleh pasukan Jepang. Itu adalah salah satu pertempuran laut termahal dan kemudian menyebabkan pendudukan Jepang di seluruh Hindia Belanda.
Sekitar 2.200 orang tewas, termasuk 900 warga Belanda dan 250 orang Belanda asal Indonesia, dalam pertempuran laut itu. Bangkai kapalnya juga dinyatakan sebagai kuburan kapal perang.
"Penyelidikan telah diluncurkan untuk melihat apa yang terjadi dengan bangkai kapal perang itu, sementara kabinet telah diberitahu soal ini," kata Kementerian Pertahanan. "Penodaan terhadap kuburan perang adalah pelanggaran serius," tambahnya. Kementerian memberi indikasi bahwa bangkai kapal itu mungkin telah diambil secara ilegal.
Laut sekitar Indonesia, Singapura dan Malaysia adalah kuburan bagi lebih dari 100 kapal dan kapal selam yang tenggelam selama perang. Selama bertahun-tahun, pemulung diam-diam menemukan bangkai kapal dan mencuri bagian dari kapalnya.
Sebuah sekolah menyelam rekreasi di Malaysia mengatakan kepada New Straits Times tahun lalu bahwa bangkai kapal diledakkan dengan bahan peledak oleh orang-orang yang menyamar sebagai nelayan sebelum mulai mengambil logamnya.
Credit TEMPO.CO