CB, BEIJING -- Cina akan menekan Amerika Serikat
terkait sejumlah masalah kelautan dalam pertemuan di Beijing pekan
depan karena kekhawatiran Beijing terkait peningkatan keberadaan militer
negara adidaya itu di Laut Cina Selatan, kata surat kabar nasional pada
Selasa (31/5).
Cina marah oleh yang mereka pandang sebagai patroli militer Amerika Serikat, yang provokatif dan dilakukan dekat sejumlah pulau milik Cina di Laut Cina Selatan. AS mengatakan patroli itu dilakukan untuk melindungi kebebasan berlayar di wilayah tersebut.
"Beijing akan menekan Washington atas masalah kelautan pada saat membicarakan strategi dan ekonomi mendatang, saat peningkatan keberadaan militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan menjadi salah satu kekhawatiran terbesar Cina," kata surat kabar Harian China, mengutip pejabat tidak dikenal.
Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, yang dilewati kapal perdagangan senilai lima triliun dolar Amerika Serikat tiap tahun. Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei Darussalam juga mengklaim wilayah sama.
Pada awal bulan ini, Beijing menuntut pengakhiran pengawasan Amerika Serikat di dekat Cina setelah dua pesawat jet tempurnya melakukan apa yang disebut dengan Pentagon sebagai sebuah pencegatan tidak aman terhadap sebuah pesawat pengawas milik militer Amerika Serikat di atas Laut Cina Selatan.
Cina juga akan membawa isu terkait Taiwan, yang diklaim oleh Beijing namun wilayah itu mengangkat pemimpin dari sebuah partai pro-kemerdekaan pada Januari, begitu pula dengan situasi di semenanjung Korea. "Kedua negara itu memiliki pencarian berbeda terkait isu-isu besar dalam tingkat strategis. Meskipun demikian, keduanya masih memiliki kepentingan yang sama," kata laporan itu.
"Apakah itu merupakan isu Laut Cina Selatan ataupun isu Semenanjung Korea, kedua negara memiliki tujuan keamanan bersama yaitu untuk mempertahankan kestabilan regional," tambahnya.
Surat kabar itu tidak menjelaskan lebih lanjut.
Cina adalah sekutu besar satu-satunya Korea Utara, yang tertutup, namun juga dibuat marah oleh uji nuklir dan peluru kendali oleh Pyongyang dan telah menandatangani sejumlah sanksi berat PBB terhadap negara itu.
Cina marah oleh yang mereka pandang sebagai patroli militer Amerika Serikat, yang provokatif dan dilakukan dekat sejumlah pulau milik Cina di Laut Cina Selatan. AS mengatakan patroli itu dilakukan untuk melindungi kebebasan berlayar di wilayah tersebut.
"Beijing akan menekan Washington atas masalah kelautan pada saat membicarakan strategi dan ekonomi mendatang, saat peningkatan keberadaan militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan menjadi salah satu kekhawatiran terbesar Cina," kata surat kabar Harian China, mengutip pejabat tidak dikenal.
Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, yang dilewati kapal perdagangan senilai lima triliun dolar Amerika Serikat tiap tahun. Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei Darussalam juga mengklaim wilayah sama.
Pada awal bulan ini, Beijing menuntut pengakhiran pengawasan Amerika Serikat di dekat Cina setelah dua pesawat jet tempurnya melakukan apa yang disebut dengan Pentagon sebagai sebuah pencegatan tidak aman terhadap sebuah pesawat pengawas milik militer Amerika Serikat di atas Laut Cina Selatan.
Cina juga akan membawa isu terkait Taiwan, yang diklaim oleh Beijing namun wilayah itu mengangkat pemimpin dari sebuah partai pro-kemerdekaan pada Januari, begitu pula dengan situasi di semenanjung Korea. "Kedua negara itu memiliki pencarian berbeda terkait isu-isu besar dalam tingkat strategis. Meskipun demikian, keduanya masih memiliki kepentingan yang sama," kata laporan itu.
"Apakah itu merupakan isu Laut Cina Selatan ataupun isu Semenanjung Korea, kedua negara memiliki tujuan keamanan bersama yaitu untuk mempertahankan kestabilan regional," tambahnya.
Surat kabar itu tidak menjelaskan lebih lanjut.
Cina adalah sekutu besar satu-satunya Korea Utara, yang tertutup, namun juga dibuat marah oleh uji nuklir dan peluru kendali oleh Pyongyang dan telah menandatangani sejumlah sanksi berat PBB terhadap negara itu.
Credit REPUBLIKA.CO.ID