Foto: Ardan Adhi Chandra
Satelit BRIsat dengan harga Rp 3 triliun ini memiliki 45 transponder. Selama ini, untuk melayani akses komunikasi 1.612 cabang, BRI harus menyewa sebanyak 23 transponder dari operator satelit. Sebagian jatah slot transponder nantinya harus diserahkan ke pemerintah.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, pemerintah masih harus membahas jatah slot transponder yang bisa dipakai negara dengan manajemen BRI.
"Walaupun satelit ini mayoritas untuk BRI sendiri, tapi ada slot yang bisa digunakan pemerintah. Ini yang harus kita upayakan ke depannya bagaimana kita cari tambahan slot untuk pemerintah Indonesia," kata Rudiantara ditemui di kantor pusat BRI, Jakarta, Minggu (19/6/2016).
Secara pasti, sambungnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi, belum memutuskan jumlah slot yang bisa dipakai serta penggunaannya nanti.
"Belum diputuskan, karena kan ini baru naik ke atas satelitnya. Nanti kita bicarakan dengan kementerian-kementerian," ujar Rudiantara.
"Tapi intinya adalah pemerintah mintanya lebih banyak 10 transponder, yang tersedia cuma 4 transponder. Nanti kita bahas mana yang nilai tambahnya paling besar untuk pemerintah," imbuhnya.
Rudiantara menuturkan, saat ini permintaan transponder untuk kebutuhan komunikasi di dalam negeri lumayan besar, sementara jumlah transponder yang tersedia masih terbatas.
"Sudah berjalan dengan baik. Dengan peluncuran ini tentu menambah kapasitas satelit di Indonesia yang saat ini, demand jauh lebih tinggi daripada suplai," ungkap Rudiantara.
Sebagai informasi, satelit ini memiliki 45 transponder di mana sebagian dari transponder akan secara khusus dialokasikan bagi kepentingan negara Indonesia. Saat di angkasa, satelit ini mampu bertahan sampai 17,5 tahun.
Satelit ini akan menggunakan dua frekuensi yaitu C band dan KU band. Rencananya, C band akan digunakan untuk transaksi keuangan dan KU Band untuk komunikasi non keuangan.
Satelit BRIsat yang akan mengisi filing orbit satelit 150.5 Bujur Timur (BT) akan menjangkau wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian China, Laut Pasifik termasuk Hawaii dan Australia Barat.
Usai peluncuran, BRIsat akan menjalani proses menuju slot orbit, atau yang dikenal dengan istilah orbit raising. Butuh waktu paling lama 10 hari, agar satelit ini bisa berada di orbitnya.
Setelah itu, BRIsat akan menjalani uji coba pengoperasian. Proses ini membutuhkan waktu paling lama 60 hari setelah peluncuran.
Credit detikfinance