Rabu, 13 Mei 2015

Gedung Putih Bantah Berbohong soal Pembunuhan Osama bin Laden


 
AFP Presiden Barack Obama dan para anggota tim keamanan nasional AS di Situation Room di Gedung Putih saat menerima perkembangan terbaru dari misi penyerbuan di tempat tinggal Osama bin Laden di Pakistan tahun 2011.

WASHINGTON, CB — Pemerintahan Presiden Barack Obama, Senin (11/5/2015), membantah klaim bahwa laporan resmi tentang serangan yang menewaskan Osama bin Laden tahun 2011 tidak sesuai dengan kenyataan. Gedung Putih menyatakan, klaim bahwa Pakistan bekerja sama dengan AS untuk membunuh mantan pemimpin Al Qaeda itu "tidak akurat dan tidak berdasar".

Menurut laporan terbaru yang dibuat Seymour Hersh, seorang wartawan investigasi, Bin Laden telah ditahan sebagai tahanan badan intelijen Pakistan (atau ISI) dan sejumlah jenderal serta pejabat intelijen Pakistan telah bersepakat sebelumnya dengan misi Navy Seal AS untuk membunuhnya.

"Ada terlalu banyak ketidakakuratan dan pernyataan tak berdasar dalam klaim itu," kata seorang juru bicara keamanan nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan kepada wartawan yang pertama kali dirilis CNN. Pernyataan itu juga menegaskan bahwa serangan tersebut sepenuhnya merupakan "operasi AS".

"Presiden memutuskan sebelumnya untuk tidak menginformasikan pemerintah mana pun, termasuk Pemerintah Pakistan, yang tidak diberi tahu hingga setelah serangan itu terjadi," kata juru bicara tersebut.

Hersh, yang meraih hadiah Pulitzer tahun 1970 untuk laporannya tentang pembantaian My Lai di Vietnam, mempersoalkan laporan Gedung Putih dalam sebuah artikel sebanyak 10.000 kata yang mengandalkan kesaksian dari seorang mantan pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya.

Laporan resmi itu "palsu", tulis Hersh di London Review of Books. Menurut dia, Pemerintah AS telah menipu dunia soal kematian Bin Laden sehingga pemerintahan Presiden Barack Obama bisa mengklaim kemenangan perang melawan Al Qaeda. Hersh menuding, Pemerintah AS sebenarnya sudah mengetahui posisi Bin Laden, yang diyakini sebagai dalang selangan 11 September di New York, di kota Abottabad, Pakistan.

Di kota itu, Bin Laden selama bertahun-tahun tinggal di sebuah rumah besar yang berlokasi tak jauh dari sebuah akademi militer Pakistan. Abottabad memang dikenal sebagai kota militer Pakistan.

Berdasarkan investigasinya, Hersh menyebut pemerintahan Obama sudah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Pakistan dan dinas intelijen negeri itu sebelum menyerbu kediaman Bin Laden di Abottabad. Dengan mengutip seorang sumber anonim, Hersh mengatakan, ISI mematikan aliran listrik ke kediaman Bin Laden sebelum pasukan elite Navy SEAL menyerbu rumah itu demi mencegah intervensi militer Pakistan. Menurut sejumlah laporan yang dikutip Hersh, tak ada baku tembak dalam penggerebekan itu dan satu-satunya peluru yang dilepaskan adalah yang memutus nyawa Osama bin Laden. Presiden Obama menyembunyikan kebenaran di balik operasi ini menjelang pemilihan demi meningkatkan popularitas pemerintahannya.

Berlawanan dengan laporan resmi, di mana CIA melacak Bin Laden dengan menelusuri telepon salah seorang kurir, Hersh mengklaim bahwa informasi intelijen penting datang pada Oktober 2010 dari seorang yang memberikan informasi ke kantor perwakilan CIA di Islamabad. Seorang pejabat tinggi intelijen Pakistan, kata dia, memberikan informasi keberadaan Bin Laden kepada CIA dengan harapan mendapatkan hadiah uang sebesar 25 juta dollar AS. Perwira intelijen itu mengungkapkan keberadaan Bin Laden kepada Jonathan Bank, yang saat itu menjadi kepala perwakilan CIA, demi mendapat bagian dari uang hadiah sebesar 25 juta dollar itu.

Informasi tersebut, menurut laporan Hersh, memulai proses tawar-menawar selama enam bulan yang melibatkan pejabat tinggi Pakistan, termasuk Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, kepala staf tentara, dan Jenderal Ahmed Shuja Pasha, direktur jenderal ISI.

Penarikan Bank dari Pakistan pada Desember 2010 setelah kedoknya terbongkar merupakan bagian dari operasi tabir asap untuk menutupi perjanjian AS-Pakistan terkait Bin Laden.

Laporan Hersh mendapat skeptisisme luas di AS dari para analis intelijen dan mantan anggota CIA, termasuk Michael Morrell, yang merupakan Wakil Direktur CIA tahun 2010-2013. "Saya mulai membaca artikel itu tadi malam, saya baru baca sepertiga dan saya berhenti karena setiap kalimatnya tidak benar," kata Morrell kepada CBS News. "Sumber yang Hersh ajak bicara tidak tahu apa-apa tentang apa yang dia bicarakan."

Banyak analis mengecam ketergantungan Hersh kepada seorang pensiunan perwira intelijen. Mereka mengatakan, banyak dari apa yang sumber itu sampaikan kepada wartawan itu tidak sesuai dengan fakta yang diketahui publik dan dapat diverifikasi.

Peter Bergen, yang sudah lama jadi pengamat keamanan untuk CNN dan membuat wawancara televisi pertama dengan Bin Laden tahun 1997, melontarkan kecaman pedas. "Laporan Hersh tentang penyerbuan terhadap Bin Laden merupakan omong kosong belaka yang bertentangan dengan laporan banyak saksi mata dan akal sehat sederhana," tulisnya.

Hersh, yang juga berperan dalam membongkar penganiayaan tahanan AS di penjara Abu Ghraib di Irak tahun 2004, telah menjadi tokoh kontroversial dalam beberapa tahun terakhir terkait kesukaannya merangkul teori konspirasi.

Hersh, Minggu, mempertahankan posisinya. Ia mengatakan kepada CNN bahwa dirinya telah "memeriksa" dan "memverifikasi" sumber-sumber dan informasi untuk artikel tentang Bin Laden itu. "Anda tahu, saya sudah lama dalam bisnis ini, dan saya memahami konsekuensi dari apa yang saya katakan," katanya.




 Credit   KOMPAS.com