Senin, 12 Januari 2015

Helikopter Mi-38 Akan Segera Diproduksi Massal





Helikopter Mi-38 Akan Segera Diproduksi Massal
Berbeda dengan prototipe sebelumnya, prototipe keempat helikopter multifungsi Mi-38 ini memiliki sistem bahan bakar yang tahan guncangan dan jendela helikopter yang lebih besar. Foto: RIA Novosti


CB - Setelah menyelesaikan seluruh tahap uji coba, helikopter Mi-38 akan segera memasuki tahap produksi massal.

Prototipe keempat helikopter multifungsi Mi-38 baru saja menyelesaikan uji coba darat serta uji terbangnya. Menurut pihak Vertolety Rossii Holdings, saat ini helikopter tersebut tengah bersiap melewati uji coba sertifikasi.


Uji coba darat dilakukan dengan mengelilingi markas uji coba tanpa melakukan penerbangan. Setelah itu, prototipe melakukan penerbangan pertamanya di stasiun uji terbang milik Pabrik Helikopter Kazan. Helikopter kemudian dikirim ke stasiun uji terbang Pabrik Helikopter Moskow Mil untuk melakukan uji coba sertifikasi.
Berbeda dengan prototipe sebelumnya, prototipe keempat ini memiliki sistem bahan bakar yang tahan guncangan dan jendela helikopter yang lebih besar.

Kelemahan Mi-38
Kelemahan utama helikopter baru buatan Rusia ini terletak pada mesin penggeraknya. Mi-38 dirancang sejak 1988, ketika Rusia belum memiliki mesin penggerak yang cocok untuk helikopter ini. Awalnya, helikopter direncanakan akan menggunakan mesin penggerak buatan perusahaan Pratt and Whitney asal Kanada. Perusahaan tersebut kemudian sepakat untuk mengirim mesin penggerak dalam bentuk komponen-komponen terpisah dari Kanada, lalu dirakit di Rusia.

Spesifikasi Mi-38

Kecepatan terbang: 285 km/jam
Jarak terbang dengan beban kargo 3.000 kg: 660 km
Jarak terbang dengan beban kargo 5000 kg: 420 km
Berat lepas landas maksimum: 15.600 kg
Berat lepas landas maksimum dengan beban di luar badan helikopter: 16.200 kg
Daya tampung penumpang: 30 orang
Dua prototipe pertama Mi-28 mengudara menggunakan mesin penggerak buatan Kanada. Namun  setelah konflik Rusia-Georgia pada 2008 lalu, Kanada menolak mengirim mesin penggeraknya dan keluar dari proyek pembuatan Mi-38 satu tahun setelahnya. Departemen Luar Negeri AS melarang Kanada untuk mengirim mesin penggerak mereka ke Rusia karena tidak ingin mesin penggerak tersebut dipasang pada helikopter multifungsi Rusia, yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
Agar program Mi-38 dapat tetap berlanjut, Rusia harus mengembangkan mesin penggerak sendiri. Perusahaan Rusia, Klimov, kemudian mengembangakn mesin TV7-117V untuk Mi-38.

Peluang Ekspor
Dengan menggunakan mesin penggerak buatan dalam negeri, helikopter Mi-38 tidak bergantung pada komponen-komponen buatan asing, sehingga Mi-38 memiliki prospek cerah di pasar domestik maupun di pasar luar negeri. Pada segmen helikopter dengan bobot lepas landas 16-20 ton, Mi-38 praktis tidak memiliki saingan. Satu-satunya “pemain” asing dalam kategori berat tersebut adalah AW101 buatan perusahaan Agusta Westland.
Daya angkut, jangkauan penerbangan, desain interior yang nyaman, serta sistem avionik dan pengendalian baru merupakan faktor-faktor yang bisa membuat Mi-38 meraih kesuksesan di pasar mancanegara.

Susul Pesawat Laris Mi-8 dan Mi-17
Menurut beberapa pakar dari bidang penerbangan, Mi-38 dibuat untuk menggantikan Mi-8 dan Mi-17, yang saat ini merupakan helikopter terlaris buatan Vertolety Rossii Holdings. Kedua pesawat tersebut mendominasi sekitar 60 persen pesanan yang diterima Vertolety Rossii Holdings. Berkat spesifikasi teknis yang unggul dan tingkat keandalan yang tinggi, Mi-17 telah digunakan di 30 negara dengan kondisi iklim beragam, mulai dari padang pasir Afganistan hingga pegunungan tinggi di Peru. Perusahaan Mil kemudian memutuskan untuk mendiversifikasi pembuatan helikopter sipil dan membuat Mi-38 dengan daya angkut dan bobot yang lebih besar.


Mi-38 sangat dibutuhkan untuk pekerjaan lepas pantai, yang membutuhkan jarak tempuh di atas perairan yang panjang, daya angkut yang besar, dan kemampuan terbang yang tinggi. Mi-38 juga berguna bagi aviasi regional, terutama untuk penerbangan penumpang dan kargo.
Modifikasi terbaru helikopter Mi-17, Mi-17A2, juga akan mulai diproduksi secara massal tahun ini.


Credit RBTH Indonesia