Sembilan orang dinyatakan tewas dalam kontak senjata antara kedua pihak.
CB,
SRINAGAR – Ketegangan meningkat setelah serangan bunuh diri terjadi di
Kashmir, yang kini tengah disengketakan. Sembilan orang tewas Senin
(18/2) dalam baku tembak yang terjadi saat tentara India mencari
gerilyawan.
Pejabat Keamanan mengatakan, Pasukan
pemerintah mengepung sebuah desa di daerah Pulwama selatan di ujung
tempat para militan bersembunyi. Saat pasukan mulai melakukan pencarian,
mereka datang di bawah tembakan keras, mengarah ke kontak senjata yang
menewaskan empat tentara, tiga tersangka militan, seorang petugas
polisi, dan seorang warga sipil.
Tiga perwira militer, seorang perwira polisi senior dan tiga tentara lainnya terluka dalam operasi itu.
Peristiwa
ini terjadi setelah serangan bunuh diri Kamis lalu pada konvoi
paramiliter yang menewaskan sedikitnya 40 tentara. Insiden tersebut
dianggap sebagai serangan terburuk terhadap pasukan pemerintah India
dalam sejarah Kashmir.
India menyalahkan Pakistan
atas serangan dan menjanjikan "respons yang luar biasa". Pakistan telah
memperingatkan India agar tidak menghubungkannya dengan serangan itu
tanpa penyelidikan, dengan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari
"retorika dan taktik" New Delhi yang dikenal untuk mengalihkan perhatian
global dari manusia.
India dan Pakistan
masing-masing mengelola sebagian Kashmir. Akan tetapi keduanya mengklaim
wilayah mayoritas Muslim secara keseluruhan. Serangan itu telah
menyebabkan lonjakan ketegangan komunal di India yang mayoritas
penduduknya Hindu.
Video-video protes anti-Kashmir
telah beredar di media sosial. Termasuk beberapa di antaranya dalam
video tersebut ditayangkan siswa Kashmir dipukuli gerombolan kelompok
nasionalis Hindu, dan diperingatkan untuk meninggalkan perguruan
tinggi.
Di pinggiran kota utara Ambala, sekitar 300
siswa Kashmir terpaksa meninggalkan akomodasi sewaan mereka oleh warga
Hindu setempat, setidaknya tiga siswa yang dihubungi melalui telepon
mengatakan kepada Associated Press.
Salah satu siswa
yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama tengahnya, Ahmed,
karena takut akan pembalasan dari universitasnya.
Ia mengatakan, dirinya bersama teman-temannya merasa tidak aman meskipun ada keamanan polisi.
Para
siswa Kashmir menyalahkan Partai Nasionalis Hindu yang dipimpin Perdana
Menteri, Narendra Modi, karena memicu sentimen anti-Muslim, dan
anti-Kashmir di India menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan tahun
ini
Di kota utara lainnya, Dehradun, setidaknya 20
siswa Kashmir terpaksa mengunci diri di kamar asrama mereka untuk
keselamatan sampai polisi tiba, lapor surat kabar Times of India. Polisi
di Dehradun mengatakan para siswa selamat, tetapi menolak berkomentar
lebih lanjut.