Kamis, 28 Februari 2019

AS Dituding Curi Aset Venezuela dan Rencanakan Kudeta


AS Dituding Curi Aset Venezuela dan Rencanakan Kudeta
Sejumlah orang memprotes kebijakan luar negeri AS atas Venezuela di luar Trump Building, New York. Foto/Istimewa

NEW YORK - Menteri Luar Negeri (Menlu) Venezuela, Jorge Arreaza, mengecam sanksi Amerika Serikat (AS) dan pencurian aset dari negaranya. Ia pun menuding pemerintahan Trump berusaha untuk memicu kudeta yang melanggar hukum internasional.

Berbicara di PBB, seperti disitir dari RT, Kamis (28/2/2019), Arreaza mengatakan bahwa USD30 miliar telah "disita" dari Venezuela sejak November 2017 karena tindakan pengetatan ekonomi Washington terhadap negara tersebut.

Ia pun menyarankan pertemuan antara Trump dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk mencoba menemukan titik temu dan mencapai solusi diplomatik ketika ketegangan antara kedua negara terus meningkat.

AS secara terbuka telah menyerukan perubahan rezim di negara Amerika Latin itu. AS juga mengakui pemimpin oposisi sayap kanan Juan Guaido sebagai "presiden sementara" Venezuela pada Januari lalu dan menyatakan kepresidenan Maduro tidak sah. Dalam konteks itu, setiap pertemuan antara Trump dan Maduro, sebagaimana disarankan oleh Arreaza, tidak mungkin.

Washington telah menawarkan bantuan kemanusiaan senilai USD20 juta ke Venezuela, tetapi pemerintah Maduro telah menolaknya dengan alasan bahwa itu bisa menjadi kuda Troya untuk menyelundupkan senjata ke negara itu - sebuah taktik yang telah digunakan AS di wilayah tersebut di masa lalu.

Arreaza mengatakan bahwa truk yang diduga membawa persediaan kemanusiaan juga penuh dengan paku dan kawat. Guaido mencoba untuk membantu masuknya truk melintasi perbatasan Kolombia ke Venezuela, yang menurut Arreaza adalah operasi yang diatur dengan baik untuk melanggar wilayah negara itu.

Trump telah berulang kali menolak untuk mengesampingkan opsi militer terhadap Venezuela, sementara Caracas menyerukan dialog dan negosiasi untuk menyelesaikan krisis.

Spekulasi muncul bahwa AS dapat menggunakan sekutunya Kolombia sebagai "pintu belakang" untuk menyerang Venezuela, mendorong Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia untuk meminta semua negara tetangga Caracas menolak penggunaan kekuatan, terlepas dari afiliasi politik.

Nebenzia mengatakan bahwa sanksi AS terhadap Venezuela dirancang untuk membawa negara itu ke negara melarat sebagai alasan guna memicu intervensi kemanusiaan dan perubahan rezim untuk membuat pemerintah lebih ramah ke AS. 




Credit  sindonews.com