Kamis, 28 Februari 2019

Pakistan Tampik Serangan Udara India Sebabkan Kerusakan



Prajurit India menunjukan kemampuan tempur, di depan hadapan para siswa Universitas Amity. Terlihat seorang tentara India membawa bendera, sedangkan yang lainnya berjaga di belakang. Noida, India, 25 Maret 2015. Burhaan Kinu/Getty Images
Prajurit India menunjukan kemampuan tempur, di depan hadapan para siswa Universitas Amity. Terlihat seorang tentara India membawa bendera, sedangkan yang lainnya berjaga di belakang. Noida, India, 25 Maret 2015. Burhaan Kinu/Getty Images

CB, Jakarta - Sumber di pemerintah Pakistan menyangkal serangan udara yang dilancarkan India telah menyebabkan kerusakan. Sanggahan itu disampaikan setelah India menyebut pesawat tempurnya telah menghantam sebuah kamp pelatihan militan garis keras di Pakistan pada Selasa, 26 Februari 2019 dan menewaskan militan garis keras Pakistan dalam jumlah besar.
Dikutip dari reuters.com, Selasa, 26 Februari 2019, serangan udara itu dilakukan dekat kota Balakot yang terletak 50 kilometer dari wilayah perbatasan. India terakhir kalinya melancarkan serangan ke Pakistan pada 1971.

Pakistan mengutuk tindakan yang dilakukan oleh India pada Selasa, 26 Februari 2019.
Pemerintah India mengklaim serangan yang dilakukannya menghantam kamp pelatihan Jaish-e-Mohammed (JeM), yakni sebuah kelompok yang mengklaim melakukan bom bunuh diri lewat sebuah mobil dan menewaskan setidaknya 40 pasukan militer India di Kashmir pada 14 Februari 2019.
Serangan udara yang dilancarkan India tak pelak memperburuk ketegangan negara itu dengan Pakistan yang secara geografis saling bertetangga.

"Ketika bahaya sangat dekat, serangan awal menjadi sangat diperlukan. Keberadaan fasilitas-fasilitas pelatihan semacam itu mampu melatih ratusan militan dan tidak mungkin berjalan tanpa sepengetahuan otoritas Pakistan," kata Menteri Luar Negeri India, Vijay Gokhale.
Pakistan menyangkal telah menutup-nutupi kelompok JeM, sebuah kelompok anti-India yang dilatih oleh kelompok garis keras Al-Qaeda. Kelompok JeM sudah masuk daftar PBB sejak 2001 sebagai kelompok teroris.




Credit  tempo.co