Selasa, 26 Februari 2019

Jet Tempur F-35 AS Akan Dilengkapi Laser Penghancur Rudal Nuklir Musuh


Jet Tempur F-35 AS Akan Dilengkapi Laser Penghancur Rudal Nuklir Musuh
Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) berencana melengkapi jet tempur siluman F-35 dengan bom, roket dan laser yang mampu menghancurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) berhulu ledak nuklir milik musuh. Para petinggi Pentagon sedang kerja sama dengan para pakar industri pertahanan untuk mewujudkan kemampuan jet tempur siluman tersebut.

Orang dalam Pentagon mengatakan rencana ke depan adalah untuk membawa dimensi baru ke pertahanan yang ada yang dapat menemukan atau menghentikan serangan terhadap AS jauh lebih awal daripada yang saat ini memungkinkan.

Para petinggi Pentagon ingin menggunakan senjata laser dan sensor yang dipasang di jet siluman F-35 untuk mendeteksi dan menghancurkan peluncuran ICBM berhulu ledak nuklir selama fase "boost" awal penerbangan ke atas.

Mereka mengatakan F-35 dapat menggunakan solusi kinetik yang akan melihatnya menyala dan menghancurkan peluncuran ICBM atau menggunakan solusi sensor di mana ia memberi isyarat sistem pertahanan rudal.

"Kami sangat senang dengan konsep ini," kata seorang pejabat senior Pentagon. "Kami sekarang melihat bagaimana kami bisa menutup rantai pembunuhan pada proses itu," lanjut pejabat yang tak disebutkan namanya tersebut, seperti dikutip Express.co.uk, Selasa (26/2/2019).

Para ahli mengatakan F-35 untuk tujuan ini memperkenalkan berbagai kemungkinan pertahanan yang belum menjadi bagian dari persenjataan pertahanan rudal Pentagon.

Pesawat tempur itu dapat menembakkan bom-bom atau rudal udara-ke-darat untuk meledakkan ICBM selama atau sesaat setelah peluncuran untuk memungkinkan juga menggunakan laser dan sistem peperangan elektronik untuk membakar, menyumbat atau menonaktifkan lintasan penerbangan ICBM musuh yang menyerang.

Jika sistem panduan ICBM atau mekanisme propulsi diganggu, ICBM mungkin terlempar, menuju ke lautan atau daerah yang tidak berpenghuni.

Loren Thompson, Chief Operating Officer (COO) dari lembaga think-tank keamanan Institut Lexington mengatakan; "F-35 dapat menggunakan konfigurasi sembunyi-sembunyi dan kemampuan manuver untuk lebih dekat dengan titik peluncuran ICBM yang berasal dari wilayah musuh."

Proposal dari Pentagon itu muncul dengan latar belakang ketidakstabilan global yang tumbuh di belakang keputusan Donald Trump yang menarik AS keluar dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. 

Washington telah mengonfirmasi bahwa mereka telah menangguhkan kewajibannya berdasarkan perjanjian itu dan sedang dalam proses menarik diri secara total.

Perjanjian era Perang Dingin antara AS dan Rusia itu melarang kedua pihak mengerahkan rudal-rudal jarak pendek dan menenangah berbasis darat di Eropa. Runtuhnya Perjanjian INF meningkatkan prospek perlombaan senjata baru antara Washington dan Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi langkah AS dengan mengatakan Rusia akan melakukan respons cermin atas setiap langkah Washington. Salah satunya dengan menangguhkan kewajibannya pada Perjanjian INF seperti yang dilakukan Washington.

Putin sendiri telah memperkenalkan persenjataan tambahan baru Rusia selama pidato kenegaraan di Parlemen pada pekan lalu. 





Credit  sindonews.com