Sistem S-300 akan digunakan untuk melindungi Damaskus dan sekitarnya.
CB,
DAMASKUS -- Surat kabar Rusia Kommersant melaporkan Suriah siap
menggunakan sistem anti-rudal S-300 pada Maret. Dilansir dari
Middle East Monitor, Rabu (23/10), sistem anti-rudal S-300 akan digunakan setelah proses pelatihan menggunakan sistem tersebut selesai.
Kommersant
melaporkan pada Maret nanti kemungkinan S-300 akan digunakan untuk
melindungi Damaskus dan daerah sekitarnya. Anggota komite pertahanan dan
keamanan Dewan Federasi Rusia, Franz Klintsevich mengatakan kru Suriah
saat ini masih menjalani pelatihan.
"Pesawat tempur Israel
sekarang menyerang Suriah karena mereka masih berada di luar jangkauan
sistem pertahanan udara, tapi setelah S-300 digunakan, tidak ada yang
dapat melarikan diri dari mereka," kata Klintsevich, di Kommersant.
Kementerian
Pertahanan Rusia mengumumkan pertahanan udara Suriah berhasil menghalau
serangan udara Israel di bandara Damaskus. Mereka juga mengumumkan
melakukan beberapa instalasi pada Senin (20/1) lalu.
Pada
November 2018, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan mereka sedang
melatih personel militer Suriah untuk menggunakan sistem pertahanan
udara S-300. Hal itu memperingatkan apa yang mereka sebut sebagai 'pihak
asing' yang melakukan provokasi militer di Suriah.
Kelompok advokasi hak asasi manusia di Suriah, yakin
The Syrian Observatory for Human Right
mengatakan sebanyak 21 orang tewas dalam serangan udara Israel di
Suriah. Menurut Syrian Observation, mereka yang tewas antara lain enam
orang anggota pasukan pemerintah Suriah, 12 anggota Garda Revolusi Iran
dan tiga orang lainnya dari negara lain.
Kelompok itu
mengatakan serangan udara Israel Senin lalu menjadi serangan yang paling
keji dan berdampak luas. Menjadi serangan yang paling menghancurkan
bagi Iran di Suriah.