Selasa, 15 Januari 2019

Peremajaan Alutsista, Kemhan Beli 17 Heli Angkut dan Serbu PTDI


Peremajaan Alutsista, Kemhan Beli 17 Heli Angkut dan Serbu PTDI
Seremonial penandatangan kontrak pengadaan 17 helikopter antara Kemhan dengan PTDI di kawasan PTDI, Kota Bandung, Rabu (9/1/2019). Foto/ SINDOnews/ Arif Budianto

BANDUNG - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia memesan 17 helikopter jenis serbu dan angkut berat kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk pengadaan hingga 2020.

Kontrak pendanaan terdiri atas delapan helikopter angkut berat H225M dan sembilan heli serbu BELL-412EPI, lengkap dengan persenjataan dan amunisi, suku cadang, publikasi teknis serta pelatihan. Nilai kontrak untuk pengadaan 17 helikopter yaitu USD330 juta. USD183 juta untuk heli serbu. Sisanya untuk heli angkut.

Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji mengatakan, pemesanan tersebut didasarkan atas kebutuhan dasar TNI AU dan AD dari pengadaan tahap dua. 

“Kalau kebutuhan heli serbu butuh 40, kita baru bisa 9. Jadi bertahap. Sedangkan heli angkut berat ini pertama kali kita adakan kerja sama PTDI dan Airbus. Kebutuhan 100 skuadron (16 heli) sekarang baru bisa delapan,” kata Agus usai penandatangan kontrak pemesanan 17 heli di kawasan PTDI, Kota Bandung, Rabu (9/1/2019).

Menurut dia, melalui pemesanan ini, targetnya pada 2020 sudah terpenuhi semua. Karena saat ini baru 67%. Pemerintah, kata dia, berkomitmen peralatannya yang sudah sangat tua, akan diperbaharui semua.

“Kita tidak bisa pertahankan alutsista yang lama dan kemampuannya rendah. Kalau sudah tidak efisien, kami ganti dan melibatkan industri dalam negeri. Kami juga mempertimbangkan, bahwa setiap pembelian alutsista harus memiliki kemampuan menanggulangi bencana alam. Jadi harus ada spek untuk SAR. Harus ada kemampuan untuk penanggulangan bencana,” imbuh dia.

Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, untuk pengadaan heli serbu akan dipenuhi dalam tempo 24 bulan sejak kontrak. Sedangkan heli angkut berat bakal dipenuhi selama 36 bulan setelah kontrak.

“Setelah ini kami akan urus pendanaannya dulu, baru bisa produksi. Antara 3-4 bulan. Kami sangat berterimakasih atas kepercayaan diberikan ke kami. Harapan dapat mendukung kemandirian alutsista Indonesia,” kata dia. 

Untuk helikopter H225M angkut berat untuk TNI Angkatan Udara memiliki konfigurasi Angkut Berat, Integrated Logistic Support termasuk Airborne Kit, Jasa (Technical Assistant dan Advance Training). Termasuk Publikasi Teknis, Pelatihan dan 1 (satu) unit H225M Level D Full Flight Simulator serta sarana dan prasarana pendukungnya.

Helikopter H225M merupakan nama komersial yang sama dengan Helikopter EC725 Cougar yang merupakan keluarga dari Super Puma, produk kerja sama industri antara PTDI dengan Airbus Helicopters, Perancis.

Sedangkan helikopter serbu lengkap dengan Persenjataan dan amunisi, suku cadang, publikasi teknis serta pelatihan. Sedangkan Helikopter Bell-412EPI merupakan bagian dari Helikopter Bell-412 Series, produk kerja sama industri antara PTDI dengan Bell Helicopter Textron Inc., Canada. 




Credit  sindonews.com