MOSKOW
- Rusia memperluas sanksi ekonomi terhadap Ukraina. Moskow menambahkan
lebih dari 250 orang dan bisnis ke daftar hitam yang pertama kali
diumumkan pada awal November lalu.
Menurut keputusan Perdana Menteri Dmitry Medvedev, 245 individu dan tujuh perusahaan, sebagian besar di sektor energi dan pertahanan, dikenai sanksi oleh Moskow. Sebanyak 567 individu dan 75 perusahaan Ukrania kini menghadapi sanksi ekonomi Rusia, yang membekukan semua aset yang mereka miliki di Rusia.
"Sanksi itu untuk membela kepentingan pemerintah Rusia, bisnis, dan rakyat," kata Medvedev di Twitter seperti dilansir dari AFP, Rabu (26/12/2018).
Di antara mereka yang dijatuhi sanksi pada Selasa adalah perusahaan pertahanan, energi, asuransi dan logistik Ukraina serta walikota Odessa dan pejabat tinggi Ukraina lainnya.
Hubungan antara Moskow dan Kiev memburuk sejak pemerintah pro-Barat berkuasa setelah pemberontakan 2014 terhadap pemimpin pro-Rusia, pencaplokan Crimea oleh Moskow dan pecahnya perang di Ukraina timur.
Sejak pecahnya perang Ukraina, Kiev telah mengambil serangkaian tindakan terhadap kepentingan Rusia, termasuk memblokir layanan internet Rusia dan media sosial.
Konflik antara separatis pro-Rusia melawan pasukan pemerintah Ukraina diperkirakan telah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa - sepertiga dari mereka warga sipil - sejak pecah empat tahun lalu.
Menurut keputusan Perdana Menteri Dmitry Medvedev, 245 individu dan tujuh perusahaan, sebagian besar di sektor energi dan pertahanan, dikenai sanksi oleh Moskow. Sebanyak 567 individu dan 75 perusahaan Ukrania kini menghadapi sanksi ekonomi Rusia, yang membekukan semua aset yang mereka miliki di Rusia.
"Sanksi itu untuk membela kepentingan pemerintah Rusia, bisnis, dan rakyat," kata Medvedev di Twitter seperti dilansir dari AFP, Rabu (26/12/2018).
Di antara mereka yang dijatuhi sanksi pada Selasa adalah perusahaan pertahanan, energi, asuransi dan logistik Ukraina serta walikota Odessa dan pejabat tinggi Ukraina lainnya.
Hubungan antara Moskow dan Kiev memburuk sejak pemerintah pro-Barat berkuasa setelah pemberontakan 2014 terhadap pemimpin pro-Rusia, pencaplokan Crimea oleh Moskow dan pecahnya perang di Ukraina timur.
Sejak pecahnya perang Ukraina, Kiev telah mengambil serangkaian tindakan terhadap kepentingan Rusia, termasuk memblokir layanan internet Rusia dan media sosial.
Konflik antara separatis pro-Rusia melawan pasukan pemerintah Ukraina diperkirakan telah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa - sepertiga dari mereka warga sipil - sejak pecah empat tahun lalu.
Ketegangan
antara kedua negara tetangga semakin memburuk sejak November ketika
penjaga pantai Rusia menangkap tiga kapal angkatan laut Ukraina dan kru
mereka di lepas pantai Crimea.
Credit sindonews.com