ANKARA
- Perusahaan-perusahaan Rusia tertarik untuk mengembangkan mesin TF-X,
jet tempur pertama Turki yang dikembangkan secara lokal. Pejabat proyek
pengembangan jet tempur tersebut mengungkap rencana bantuan dari Moskow
itu.
"Ada minat Rusia dalam hal ini, tetapi terlalu dini untuk mengatakan jika gagasan itu akan mendapatkan pijakan lebih lanjut," kata pejabat tersebut kepada Defense News tanpa menyebutkan nama, yang dilansir Kamis (3/5/2018).
Ankara kini mulai gencar berinvestasi pada perusahaan-perusahaan pertahanan di negara itu untuk mengembangkan proyek bernilai miliaran dollar, termasuk proyek jet tempur buatan Turki serta pesawat nirawak canggih.
Turki sejatinya adalah sekutu NATO. Namun, hubungan Turki dengan sekutu-sekutunya di keanggotaan aliansi itu terutama Amerika Serikat (AS) sedang mengalami kemerosotan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya karena AS dan Prancis mendukung pasukan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Afrin, Suriah.
Pasukan YPG diperangi tentara Turki karena dianggap sebagai kelompok teroris yang membahayakan keamanan nasional Ankara. Namunm oleh AS pasukan Kurdi itu menjadi sekutu utamanya dalam perang melawan ISIS.
Rusia telah memanfaatkan perseteruan internal NATO itu dengan membuat kesepekatan penjualan sistem rudal pertahanan udara S-400 dengan Turki. Moskow juga menggarap proyek pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki.
Pengembangan mesin untuk TF-X dapat dilakukan oleh konglomerat pertahanan Rusia, Rostec. Seorang direktur perusahaan tersebut mengatakan kepada wartawan di Eurasia Air Show di Turki selatan bahwa proposal untuk mesin jet tempur itu sedang disatukan.
Proyek TF-X masih menunggu dukungan kritis dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Sedangkan dua perusahaan pertahanan terbesar Turki, Aselsan dan Turkish Aerospace Industries, telah menandatangani sebuah memorandum yang setuju untuk membagi pekerjaan pada proyek tersebut. Untuk desain jet tempur, Pemerintah Turki telah mengalokasikan USD1,178 miliar.
"Ada minat Rusia dalam hal ini, tetapi terlalu dini untuk mengatakan jika gagasan itu akan mendapatkan pijakan lebih lanjut," kata pejabat tersebut kepada Defense News tanpa menyebutkan nama, yang dilansir Kamis (3/5/2018).
Ankara kini mulai gencar berinvestasi pada perusahaan-perusahaan pertahanan di negara itu untuk mengembangkan proyek bernilai miliaran dollar, termasuk proyek jet tempur buatan Turki serta pesawat nirawak canggih.
Turki sejatinya adalah sekutu NATO. Namun, hubungan Turki dengan sekutu-sekutunya di keanggotaan aliansi itu terutama Amerika Serikat (AS) sedang mengalami kemerosotan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya karena AS dan Prancis mendukung pasukan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Afrin, Suriah.
Pasukan YPG diperangi tentara Turki karena dianggap sebagai kelompok teroris yang membahayakan keamanan nasional Ankara. Namunm oleh AS pasukan Kurdi itu menjadi sekutu utamanya dalam perang melawan ISIS.
Rusia telah memanfaatkan perseteruan internal NATO itu dengan membuat kesepekatan penjualan sistem rudal pertahanan udara S-400 dengan Turki. Moskow juga menggarap proyek pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki.
Pengembangan mesin untuk TF-X dapat dilakukan oleh konglomerat pertahanan Rusia, Rostec. Seorang direktur perusahaan tersebut mengatakan kepada wartawan di Eurasia Air Show di Turki selatan bahwa proposal untuk mesin jet tempur itu sedang disatukan.
Proyek TF-X masih menunggu dukungan kritis dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Sedangkan dua perusahaan pertahanan terbesar Turki, Aselsan dan Turkish Aerospace Industries, telah menandatangani sebuah memorandum yang setuju untuk membagi pekerjaan pada proyek tersebut. Untuk desain jet tempur, Pemerintah Turki telah mengalokasikan USD1,178 miliar.
Credit sindonews.com