CB, Washington DC -- Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, menyebut Rusia sebagai aktor jahat di pentas global. Ini
terungkap dalam dokumen kebijakan AS, yang berisi analisis mengenai
Moskow sebagai negara rival ditengah upaya Trump untuk membangun
hubungan lebih hangat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Kritik terhadap Rusia ini dalam dokumen ini berasal dari visi kebijakan luar negeri Trump "America First", yang merefleksikan pandangan lama para diplomat AS bahwa Rusia secara aktif melemahkan kepentingan AS di domestik dan luar negeri," begitu dilansir Reuters, Senin, 18 Desember 2017 waktu setempat.
Uniknya,
dokumen, yang sebagian isinya dipublikasikan pada Senin waktu setempat,
ini tidak membahas soal tudingan AS selama ini bahwa Rusia terlibat
melakukan intervensi dalam pemilihan Presiden AS 2016. Saat ini,
investigasi federal AS sedang meneliti soal kemungkinan tim kampanye
Trump berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pilpres. Baik Trump
maupun Putin menolak tudingan ini secara terbuka.
Trump berulang kali menyatakan harapannya untuk hubungan lebih baik
dengan Rusia untuk menyelesaikan berbagai persoalan dunia seperti ISIS
dan Korea Utara.
Pada Ahad, 17 Desember 2017, waktu setempat, Putin dan Trump dikabarkan berbicara soal bantuan intelejen AS dalam menggagalkan upaya pengeboman sebuah gereja di Kota St. Petersburg, Rusia. Pada Kamis pekan lalu, keduanya juga berbincang soal penyelesaian krisis senjata nuklir Korea Utara. Amerika Serikat menginginkan Korea Utara membubarkan program senjata nuklirnya.
"Kritik terhadap Rusia ini dalam dokumen ini berasal dari visi kebijakan luar negeri Trump "America First", yang merefleksikan pandangan lama para diplomat AS bahwa Rusia secara aktif melemahkan kepentingan AS di domestik dan luar negeri," begitu dilansir Reuters, Senin, 18 Desember 2017 waktu setempat.
Kongres
AS mewajibkan setiap Presiden negara ini untuk merancang sebuah
kebijakan keamanan nasional. Selain Rusia, Cina juga dikabarkan akan
muncul dalam dokumen ini sebagai kompetitor strategis yang harus
diwaspadai. Ini karena persaingan ekonomi yang ketat antara Cina dan AS
baik dalam konteks perdagangan dunia, investasi dan teknologi rahasia
unggulan.
Pada Ahad, 17 Desember 2017, waktu setempat, Putin dan Trump dikabarkan berbicara soal bantuan intelejen AS dalam menggagalkan upaya pengeboman sebuah gereja di Kota St. Petersburg, Rusia. Pada Kamis pekan lalu, keduanya juga berbincang soal penyelesaian krisis senjata nuklir Korea Utara. Amerika Serikat menginginkan Korea Utara membubarkan program senjata nuklirnya.
Credit TEMPO.CO