Menlu Inggris Boris Johnson meyakinkan Menlu
RI Retno Marsudi bahwa negaranya tak akan mengikuti langlah AS yang
mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. (Matt
Frost/ITV/REX/Shutterstock via Reuters)
Pernyataan Boris itu disampaikan saat menelepon Menlu RI Retno Marsudi pada Senin (11/12) sore waktu Amman, Yordania.
“Menlu Boris menyampaikan bahwa Inggris tidak memiliki niat mengikuti langkah AS untuk memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem,” bunyi pernyataan Kemlu RI melalui Twitter.
Kemlu RI menyampaikan, kedua menlu juga sepakat menentang keputusan Presiden Donald Trump soal Yerusalem dalam percakapannya. Langkah AS tersebut dinilai menyalahi resolusi internasional, terutama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Indonesia juga telah mengeluarkan kecaman keras terhadap keputusan AS tersebut tak lama setelah Trump mengumumkannya pada pekan lalu. Sejak itu, Retno pun terus berkoordinasi dengan sejumlah menlu negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), terutama menlu Palestina, untuk menekankan sikap tegas RI soal keputusan Gedung Putih.
Di Amman, Retno juga telah bertemu Menlu Yordania Ayman Safadi dan Menlu Palestina Riad N. Malki sebagai rangkaian diplomasi Indonesia memperjuangkan hak dan kemerdekaan Palestina.
Pada 13 Desember mendatang, Retno juga akan bertolak ke Istanbul, Turki, untuk mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI.
Pertemuan khusus itu digelar sebagai respons negara OKI menanggapi langkah Trump soal Yerusalem.
Selain berkoordinasi dengan negara Muslim, Retno mengatakan dirinya juga terus berupaya berkomunikasi dengan sejumlah negara Barat, termasuk anggota Uni Eropa, demi menyampaikan pesan tegas RI dan permintaan agar tidak mengikuti langkah Amerika.
Selain Inggris, Menlu Uni Eropa juga telah menyampaikan komitmennya untuk menolak klaim sepihak Israel yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Credit cnnindonesia.com