Pesawat bomber Rusia Tupolev TU-95 MS yang memiliki bentang sayap hingga 50 meter. (Wikipedia)
BIAK, CB — Pemandangan berbeda tampak di Bandara Internasional Frans Kaisiepo, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Selasa (5/12/2017). Empat pesawat Rusia yang mengangkut 110 personel militer Rusia mendarat di bandara tersebut.
Empat pesawat tersebut terdiri dari dua pesawat angkut jenis Ilyushin-76/78813 dan Ilyushin -76/78810, serta dua Bomber Tupolev TU-95 MS yang merupakan jenis pesawat pengebom strategis bermesin turboprop empat yang memiliki panjang 46,2 meter dan sayap 50,10 meter.
Komandan Lanud Manuhua Kolonel PNB Fajar Adriyanto mengungkapkan, keempat pesawat dengan 110 personel itu diterima langsung beberapa pejabat TNI AU yang ada di Biak.
Fajar menjelaskan, kedatangan pesawat Rusia tersebut untuk melaksanakan misi Navigasi Exercises atau latihan penentuan kedudukan (position) dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta dan juga untuk wisata alam di Indonesia, khususnya di Biak.
“Mereka datang untuk melaksanakan misi latihan navigasi jarak jauh dari Angkatan Udara Rusia. Kabupaten Biak dipilih sebagai lokasi titik akhir navigasi yang sudah dikaji oleh staf ahli Mabes TNI dan Rusia. Ini merupakan program kerja staf Mabes TNI dan Mabes AU,” kata dia.
Dalam kegiatan ini, lanjut Fajar, tidak ada unsur lain, kecuali hanya terbang navigasi yang didahului pesawat angkut Ilyushin -76 sebanyak dua pesawat yang telah mendarat dini hari di Biak dan disusul oleh dua
“Dua pesawat Bomber ini datang tanpa dilengkapi dengan amunisi dan kamera intai, jadi murni hanya terbang navigasi. Terbang navigasi itu sendiri adalah terbang dari poin ke poin dengan mengandalkan ketepatan koordinat yang tidak melenceng arahnya dengan melewati spesifik daratan dan lautan serta mencoba pertama kali untuk terbang melintas garis khatulistiwa. Untuk misi penerbangan ke sini tidak ada unsur ancaman ataupun misi lain,” ujar dia.
Menurut Fajar, pendaratan militer rusia ke Biak ini merupakan kesempatan bagi warga di Kabupaten Biak untuk mengenalkan kesenian tari yosipancar, adat dan budaya Papua, serta tidak kalah pentingnya sebagai destinasi wisata alam dari Dinas Pariwisata Biak untuk mereka yang selama ini mencari daerah panas yang eksotik.
"Mereka akan berada di Biak selama lima hari dan akan dibawa ke tempat wisata. Mereka terbang dari Rusia dengan suhu –37 derajat celsius dan landing di Biak dengan suhu 37 derajat celsius, perbedaan suhu yang signifikan antara suhu Rusia sebagai home base mereka dan suhu di Indonesia, khususnya di Biak. Sekaligus kesempatan bagi mereka untuk menguji kesiapan dan ketahanan pesawat mereka yang selama ini hanya terbang di daerah bersuhu dingin," tutur Fajar.
Credit KOMPAS.com
Bawa 4 Pesawat, Militer Rusia 'Numpang' Latihan Navigasi di Papua
Militer Rusia dan TNI AU (Wilpret Siagian/detikcom)
Jayapura - Militer Rusia akan melaksanakan latihan di Biak, Papua. Mereka membawa 4 pesawat untuk 'numpang' latihan navigasi di Papua selama 5 hari.
Dua pesawat yang dibawa Rusia sudah tiba di Bandara Frans Kaisepo pada Selasa (5/12/2017). Dua pesawat itu mengangkut 81 tentara Rusia.
"Kehadiran tentara Rusia itu dalam rangka Uji Navigasi Pesawat serta Wisata di wilayah Kabupaten Biak Numfor," kata Danlanud Manuhua Biak Numfor, Kolonel Pnb Fajar Adriyanto, dalam press release, Selasa (5/12).
Pesawat militer Rusia tiba di Bandara Frans Kaisepo, Biak (Wilpret Siagian/detikcom)
|
Selain dua pesawat angkut berat Rusia jenis Ilyushin-76 itu, akan ada dua pesawat Rusia lagi yang datang ke Biak, yaitu pesawat bomber Tupolev TU-95. Nantinya ada total 110 personel militer Rusia yang akan tiba di Biak.
Fajar menjelaskan kedatangan pesawat Rusia itu merupakan bagian dari kolaborasi antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan mitranya dari Rusia yang memilih Biak sebagai lokasi latihan. Penerbangan ini akan menjadi latihan pertama pesawat militer Rusia melintas di Khatulistiwa.
"Pesawat terbang langsung dari Rusia selama 12 jam, dan ini akan menjadi pertama kalinya mereka terbang di dekat Khatulistiwa. Pesawat Rusia tidak dilengkapi dengan radar, amunisi, atau kamera karena latihan navigasi hanya akan mencakup pengecekan keakuratan jarak jauh yang melayang di atas lautan," tambahnya.
Pesawat militer Rusia parkir di Bandara Frans Kaisepo, Biak (Wilpret Siagian/detikcom)
|
Secara terpisah, Kadispen AU Marsma TNI Jemi Trisonjaya mengatakan Angkatan Udara (AU) Rusia juga akan unjuk kebolehan bermanuver di angkasa. Warga Biak juga diberi kesempatan untuk melihat pesawat militer Rusia dari jarak dekat.
"Di samping itu, pihak AU Rusia juga akan melaksanakan static show, dan memberikan kesempatan kepada warga Biak untuk bisa melihat dari dekat pesawat mereka mulai Rabu hingga Jumat (8/12) mendatang," kata Jemi.
Jemi berharap kerja sama di antara kedua negara bisa meningkatkan wawasan militer kedirgantaraan. Selain itu, kerja sama ini dinilai membawa nilai positif bagi pariwisata Indonesia.
"Diharapkan kegiatan kunjungan AU Rusia ini dapat meningkatkan kerja sama angkatan udara kedua negara dan mengenalkan potensi wisata di Indonesia. Di samping itu, kunjungan tersebut dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan bagi personel TNI AU tentang kemampuan operasional pesawat-pesawat Rusia melalui interaksi dengan personel AU Rusia," pungkasnya.
Credit detik.com