Rudal antarbenua milik Korut, Hwasong-15. (Foto: Task Purpose)
MOSKOW - Ulah Korea Utara (Korut) yang kembali meluncurkan uji coba rudal telah memicu keresahan dunia internasional untuk kesekian kalinya. Sebagai negara sahabat, kini giliran Rusia yang angkat suara dan menyatakan akan menggunakan kedekatannya dengan Korut untuk menghentikan aksi provokatif tersebut.
Rusia melalui Kremlin (istana kepresidenan) menyatakan, jika pihaknya memiliki saluran komunikasi dengan Pyongyang. Dan berdasarkan hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Igor Morgulov menyebut, Moskow siap mengerahkan pengaruhnya kepada Pyongyang.
"Kami memiliki saluran dengan Korut yang akan kami gunakan untuk melakukan dialog, dan kami siap untuk menerapkannya. Kami siap mengerahkan pengaruh kami kepada Korea Utara," ujar Morgulov dalam sebuah konferensi di Berlin, Jerman.
Morgulov juga menyebut, ketimbang Pyongyang pada dasarnya Washington (Amerika Serikat) telah menginginkan perang yang sesungguhnya. Salah satu pejabat tinggi di Negeri Beruang Merah tersebut percaya terdapat 'skenario' semacam itu.
"Kami percaya bahwa langkah mengisolasi Korut tidak akan berhasil dan tidak akan membawa kemajuan. Dengan melakukan itu, kita hanya akan memperburuk situasi yang semakin berbahaya. Kami benar-benar berada di ambang perang yang sesungguhnya," imbuh Morgulov.
Sementara itu di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan, jika Presiden Donald Trump pada dasarnya menginginkan solusi damai dan diplomatik terhadap ancaman nuklir dan rudal dari Pyongyang. Namun, Negeri Paman Sam menilai Korut justru telah menunjukkan tanda-tanda tak tertarik dengan perundingan.
Dalam akhir pidatonya, Morgulov menyebutkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Ia menyebutkan, bahwa Korut sesungguhnya tengah mencari peluang untuk bisa berdialog dengan AS mengenai program nuklirnya tanpa meminta jaminan keamanan dari China dan Rusia.
Credit okezone.com
Pesawat Pengebom AS Terbang di Atas Semenanjung Korea
Latihan yang dimulai sejak Senin dan akan berlangsung sampai Jumat itu dilakukan setelah Korea Utara (Korut) menguji coba rudal balistik antarbenua yang paling maju. Rudal balistik tersebut bisa menjangkau wilayah AS.
Korut telah memperingatkan bahwa latihan tersebut akan mendorong Semenanjung Korea keambang perang nuklir.
Ketika ditanyakanke seorang pejabat kementerian pertahanan Korsel, ia tidak dapat segera memverifikasi laporan Yonhap tersebut.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
China Latihan Tempur di Dekat Lokasi Manuver AS-Korsel
BEIJING
- Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) memulai latihan
tempur udara gabungan terbesarnya mulai Senin kemarin untuk melawan
provokasi Korea Utara (Korut). China ternyata juga melakukan latihan
serupa di dekat semenanjung Korea.
Namun, Beijing tidak mengungkapkan tanggal mulai latihan dan lokasinya secara detail. Laporan media lokal menunjukkan bahwa pesawat tempur China yang terlibat latihan tempur terbang melalui rute dan area yang belum pernah diterbangi sebelumnya di atas Laut Kuning dan Laut Timur.
Juru bicara Angkatan Udara China Shen Jinke mengumumkan manuver militer Beijing itu saat berada di sebuah bandara di China utara pada hari Senin. Mengutip laporan South China Morning Post, Selasa (5/12/2017), latihan China ini dipentaskan sebagai demonstrasi nyata tentang kekuatannya kepada Washington dan Seoul.
Shen menolak mengungkapkan kapan waktu mulai latihan dan lokasinya. Dia hanya berujar bahwa pesawat tempur Beijing berkelana ke area yang tidak diketahui.
Latihan tersebut melibatkan pesawat pengintai udara, pesawat jet tempur, dan pesawat peringatan dini. Menurut Shen, operasi gabungan dengan unit rudal air-to-air juga menjadi bagian dari latihan tempur tersebut.
Song Zhongping, seorang pakar militer di Hong Kong, mengatakan kepada media lokal bahwa pesawat-pesawat tempur Beijing kemungkinan bermanuver di area sensitif zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) China di atas Laut China Timur. Zona yang dibuat pada tahun 2011 ini tumpang tindih dengan wilayah udara Jepang dan Korea Selatan.
Song menambahkan bahwa pesawat pengintai China yang terlibat dalam latihan tersebut akan membantu Beijing dalam mengumpulkan informasi intelijen tentang penempatan militer AS terbaru di semenanjung Korea.
Pakar militer yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa latihan udara China sebagai ajang pamer kekuatan pada AS dan Korsel yang sedang melakukan hal serupa.
”Waktu pengumuman tingkat tinggi oleh PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) ini juga menjadi peringatan bagi Washington dan Seoul untuk tidak memprovokasi Pyongyang lebih jauh,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, latihan tempur udara gabungan AS dan Korsel bertajuk “Vigilant ACE” digelar setelah rezim Kim Jong-un menguji coba rudal balistik antarbenua terbaru dan paling kuat, Hwasong-15. Lebih dari 230 pesawat tempur, termasuk enam pesawat F-22 Raptors dan enam pesawat F-35, serta 12.000 personel militer AS dan Korsel dilibatkan dalam latihan tempur besar-besaran ini.
Namun, Beijing tidak mengungkapkan tanggal mulai latihan dan lokasinya secara detail. Laporan media lokal menunjukkan bahwa pesawat tempur China yang terlibat latihan tempur terbang melalui rute dan area yang belum pernah diterbangi sebelumnya di atas Laut Kuning dan Laut Timur.
Juru bicara Angkatan Udara China Shen Jinke mengumumkan manuver militer Beijing itu saat berada di sebuah bandara di China utara pada hari Senin. Mengutip laporan South China Morning Post, Selasa (5/12/2017), latihan China ini dipentaskan sebagai demonstrasi nyata tentang kekuatannya kepada Washington dan Seoul.
Shen menolak mengungkapkan kapan waktu mulai latihan dan lokasinya. Dia hanya berujar bahwa pesawat tempur Beijing berkelana ke area yang tidak diketahui.
Latihan tersebut melibatkan pesawat pengintai udara, pesawat jet tempur, dan pesawat peringatan dini. Menurut Shen, operasi gabungan dengan unit rudal air-to-air juga menjadi bagian dari latihan tempur tersebut.
Song Zhongping, seorang pakar militer di Hong Kong, mengatakan kepada media lokal bahwa pesawat-pesawat tempur Beijing kemungkinan bermanuver di area sensitif zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) China di atas Laut China Timur. Zona yang dibuat pada tahun 2011 ini tumpang tindih dengan wilayah udara Jepang dan Korea Selatan.
Song menambahkan bahwa pesawat pengintai China yang terlibat dalam latihan tersebut akan membantu Beijing dalam mengumpulkan informasi intelijen tentang penempatan militer AS terbaru di semenanjung Korea.
Pakar militer yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa latihan udara China sebagai ajang pamer kekuatan pada AS dan Korsel yang sedang melakukan hal serupa.
”Waktu pengumuman tingkat tinggi oleh PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) ini juga menjadi peringatan bagi Washington dan Seoul untuk tidak memprovokasi Pyongyang lebih jauh,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, latihan tempur udara gabungan AS dan Korsel bertajuk “Vigilant ACE” digelar setelah rezim Kim Jong-un menguji coba rudal balistik antarbenua terbaru dan paling kuat, Hwasong-15. Lebih dari 230 pesawat tempur, termasuk enam pesawat F-22 Raptors dan enam pesawat F-35, serta 12.000 personel militer AS dan Korsel dilibatkan dalam latihan tempur besar-besaran ini.
Credit sindonews.com