Senin, 13 Februari 2017

Tentara China pulang kampung setelah terjebak 54 tahun di India


 
Xian (CB) - Sekitar pukul 14.00 waktu setempat, Sabtu, Wang Qi menginjakkan kakinya kembali di kampung halamannya, Xian, setelah menghabiskan waktu selama 54 tahun di India.

Xian adalah ibu kota Provinsi Shaanxi di China barat daya.

"Akhirnya saya pulang!" kata Wang sambil menangis tersedu-sedu ketika ia dipeluk para saudara laki-laki dan perempuannya, yang juga berlinang air mata, di Bandara Internasional Xianyang, Xian.

Wang adalah seorang tentara China yang hilang di hutan perbatasan China-India pada 1963.

Ia diselamatkan oleh Masyarakat Palang Merah India dan kemudian diserahkan kepada militer India.

Militer India memenjarakan Wang selama tujuh tahun setelah menganggapnya sebagai seorang "mata-mata."

Setelah menjalani hukuman penjara, Wang bermukim dan menikah di sebuah daerah pedesaan India tetapi ia selalu ingin pulang ke negaranya.

Selama tahun-tahun berlalu, Wang mengirimkan banyak surat kepada para anggota keluarganya di Desa Xuezhainan di Kecamatan Qianxian di Shaanxi. Dalam surat-suratnya, Wang mengungkapkan kerinduan dan keinginannya untuk pulang ke kampungnya.

Untuk membantu Wang agar dapat pulang, Kedutaan Besar China di India melakukan segala upaya supaya Wang bisa mendapatkan izin keluar dari negara itu.

Pada 2013, ia mendapatkan paspor China dan bantuan keuangan dari pemerintah, yang memungkinkannya untuk berangkat kembali ke tanah air.

Di kampung halaman Wang, para warga bergerombol di luar rumah adik laki-lakinya, Wang Shun, pada Sabtu, yang bertepatan dengan Festival Lentera China dan hari biasanya orang-orang bertemu kembali.

"Setelah bertahun-tahun, dia akhirnya kembali," kata Wang Shun sambil menyiapkan selimut tebal untuk Wang Qi.

"Kami membeli perabotan di ruangan ini sudah lama sekali," ujarnya.

"Dia belum banyak berubah, saya masih bisa mengenali dia," kata seorang warga desa bernama Wang Ming.

"Semua orang di desa ini sudah menunggu dia untuk kembali, dan kita senang dia akhirnya bisa pulang."




Credit  antaranews.com