Kamis, 09 Februari 2017

Benarkah Minyak RI Habis 12 Tahun Lagi?


 
Benarkah Minyak RI Habis 12 Tahun Lagi?  
Foto: Michael Agustinus


Jakarta - Banyak data yang menyebutkan cadangan minyak Indonesia tinggal 3,6 miliar barel, dan akan segera habis dalam waktu kurang dari 20 tahun lagi. Bila dibagi dengan rata-rata produksi minyak Indonesia yang sekarang 300 juta barel per tahun, cadangan minyak itu habis dalam 12 tahun.

Tapi angka 3,6 miliar barel adalah cadangan terbukti (proven reserve) yang berstatus P1, belum termasuk potensi cadangan yang belum terbukti (P2).

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Ego Syahrial, menjelaskan Indonesia memiliki hampir 100 cekungan (basin) yang menyimpan cadangan minyak. Dari jumlah itu, 28 cekungan di antaranya sudah dieksplorasi dan memproduksi minyak. Cadangan P1 sebanyak 3,6 miliar berada di 28 cekungan ini.

Masih ada sekitar 70 cekungan lagi yang belum tersentuh alias masih 'perawan'. Di 70 cekungan ini diperkirakan ada cadangan minyak sebanyak 3,8 miliar barel.

"Sebenarnya cadangan kita yang terbukti itu baru dari sepertiga basin, kebanyakan di Indonesia Barat. Duapertiga basin belum disentuh sama sekali, ada 70 basin yang belum dieksplorasi," kata Ego kepada detikFinance, Selasa (7/1/2017).

Adapun 70 cekungan ini lokasinya tersebar di perairan Sumatera bagian timur, selatan Pulau Jawa, Laut Natuna, daratan Kalimantan Utara, perairan Sulawesi, perairan Maluku, pedalaman Papua, dan perairan Papua. Tiap cekungan dapat terdiri dari beberapa lapangan minyak.

Dalam peta milik Badan Geologi, lokasi 70 cekungan dengan potensi cadangan minyak 3,8 miliar barel itu berwarna merah muda. Sedangkan 3,6 miliar barel yang terbukti ada di cekungan berwarna merah tua dan hijau.

Benarkah Minyak RI Habis 12 Tahun Lagi?Foto: Dok. Kementerian ESDM


Cadangan-cadangan minyak yang belum tersentuh hampir semuanya berada di wilayah yang sulit dijangkau. Risiko kegagalan eksplorasi tinggi, butuh biaya besar juga untuk pengeborannya.

"Umumnya potensi-potensi ini ada Indonesia Timur, di laut lepas. Investor kurang melirik karena dengan teknologi perminyakan sekarang masih mahal," papar Ego.

Selain minyak, 70 cekungan ini juga memiliki potensi gas, diperkirakan sebesar 47,35 TSCF. "Potensi gas lebih menjanjikan, di Indonesia Timur masih banyak," tutupnya.



Credit  finance.detik.com

Ada 3,8 Miliar Barel Minyak di Laut RI, Kok Tidak Dilirik Investor?


Ada 3,8 Miliar Barel Minyak di Laut RI, Kok Tidak Dilirik Investor? Foto: Imam Wahyudinata


Jakarta - Indonesia memiliki hampir 100 cekungan (basin) yang menyimpan cadangan minyak. Sebanyak 28 cekungan di antaranya sudah dieksplorasi dan memproduksi minyak. Cadangan P1 sebanyak 3,6 miliar berada di 28 cekungan ini.

Masih ada sekitar 70 cekungan lagi yang belum tersentuh, masih 'perawan'. Di 70 cekungan ini diperkirakan ada cadangan minyak sebanyak 3,8 miliar barel.

Cekungan-cekungan yang lokasinya tersebar di perairan Sumatera bagian timur, selatan Pulau Jawa, Laut Natuna, daratan Kalimantan Utara, perairan Sulawesi, perairan Maluku, pedalaman Papua, dan perairan Papua. Tiap cekungan dapat terdiri dari beberapa lapangan minyak.

Tapi tak banyak investor yang mau melakukan eksplorasi di wilayah-wilayah tersebut. Masalahnya bukan karena tingkat kesulitannya, tapi lebih kepada iklim investasi hulu migas Indonesia.

"Memang iklim investasi kurang baik, itu jadi masalah untuk eksplorasi," kata Ketua Apindo Bidang ESDM, Sammy Hamzah, kepada detikFinance, Selasa (7/2/2017).

Permasalahannya mulai dari perizinan, perpajakan, syarat dan ketentuan kontrak yang ditawarkan pemerintah, dan sebagainya. Padahal pengeboran di laut lepas sudah membutuhkan biaya sangat besar, US$ 40 juta sampai US$ 200 juta per sumur.

Proses yang berbelit dan berbagai beban pajak membuat eksplorasi migas di laut dalam Indonesia kurang menarik.

Jika kebijakan-kebijakan di sektor hulu migas diperbaiki, Sammy yakin duapertiga cekungan yang saat ini belum tersentuh bakal digarap. "Indonesia masih tujuan investasi kalau iklimnya baik," tutupnya.




Credit  finance.detik.com