Senin, 13 Februari 2017

Amerika Akan Persenjatai B-52 dengan Sistem Laser

 Amerika Akan Persenjatai B-52 dengan Sistem Laser
B-52 Stratofortress, biasa disebut BUFF, merupakan pembom strategis super berat yang dirancang untuk meluncurkan bom nuklir. Pesawat buatan Boeing ini diawaki oleh 5 kru yang terdiri dari pilot, copilot, weapon system officer, navigator, electronic warfare officer. Kecepatan terbang dari bomber ini mencapai 1.047 km/jam, dengan jangkauan terbang 16.232 km, dengan ketinggian 15 km. BUFF mampu membawa seluruh jenis bom yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Chung Sung-Jun/Getty Images
 
CB, Washington D.C. - Pesawat ini adalah salah satu pembom terlama Angkatan Udara AS, yang telah beroperasi sejak tahun 1952. Namun pembom B-52 akan segera mendapatkan perombakan radikal, membuatnya menjadi salah satu pesawat militer Amerika pertama yang memiliki sistem senjata laser.

Pemimpin Angkatan Udara AS bereksperimen dengan memasang sistem laser eksternal ke pesawat raksasa itu, yang memungkinkannya untuk meledakkan rudal atau mengganggu sistem navigasinya.


Pembom buatan Boeing ini telah digunakan sejak tahun 1952 dan diperkirakan akan tetap beroperasi sampai 2040, ketika akan diganti dengan Northrop Grumman B-21.

Proyek ini merupakan bagian dari rencana lima tahun Air Force Research Lab untuk menciptakan listrik, optik dan laser untuk membantu bomber besar seperti B-52 bertahan.

Kepala Ilmuwan Angkatan Udara Greg Zacharias mengatakan pada Scout Warrior, "Anda dapat menghancurkan target jika Anda meletakkan laser pada senjata menyerang untuk jangka waktu yang cukup lama."

Para peneliti mengatakan pesawat yang lebih besar dan lebih tua itu sempurna untuk senjata laser, dan menambahkan sistem eksternal tidak akan mempengaruhi kemampuannya. Zacharias mengatakan sistem laser itu tidak diharapkan untuk bekerja pada pesawat siluman seperti F-15 atau F-35.

Laser menggunakan panas dan cahaya yang ekstrim untuk membakar target tanpa menciptakan ledakan besar. Mereka bekerja pada kecepatan yang sangat tinggi sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menghancurkan target yang berjalan cepat dan bertahan terhadap musuh.

Zacharias juga mengatakan bahwa jika untuk beberapa alasan pilot tidak ingin menghancurkan rudal yang masuk tapi ingin membuangnya, laser bisa mengintervensinya. Laser dapat disinkronkan dengan teleskop untuk membuat mereka lebih tepat untuk melacak dan menghancurkan penyerang.

Laser untuk jet tempur seperti B-52 juga bisa diterapkan untuk berbagai macam kegunaan, seperti perang udara-ke-udara, dukungan udara, kontra-pesawat tak berawak, kontra-kapal dan serangan darat.

Laboratorium Penelitian Angkatan Udara AS telah mengatakan bahwa mereka bermaksud mewujudkan program senjata laser ini pada 2023. Pengujian di darat untuk senjata yang disebut High Energy Laser itu telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir di White Sand Missile Range di New Mexico, dengan tes udara pertama direncanakan berlangsung pada 2021.

Pemimpin Angkatan Udara mengatakan pada Scout Warrior bahwa mereka berencana untuk juga mengintegrasikan laser di platform besar seperti C-17 dan C-130, dan juga pada jet kecil seperti F-15.

Tapi senjata laser ini mungkin tidak menempel semata-mata untuk platform pesawat. Angkatan Laut AS memiliki rencana untuk menggabungkan laser ini pada kapal Angkatan Laut AS untuk membantu mempertahankan kapal dari drone dan rudal.

Laser juga bisa memainkan peran penting dalam bertahan terhadap rudal balistik. Menurut para ahli Angkatan Udara, salah satu keuntungan yang paling jelas dari teknologi laser ini adalah bahwa alih-alih membawa sejumlah rudal di pesawat terbang, senjata berbasis energi seperti laser bisa menembakkan ribuan tembakan menggunakan satu galon bahan bakar jet.


Credit  TEMPO.CO