Minggu ini, Indonesia menggelar pameran militer Indo
Defence 2016. Semua pedagang senjata besar akan datang. Di tengah
kelesuan perekonomian global, belanja peralatan militer terus naik.

Lebih dari 20.000 delegasi dan pengunjung perdagangan diharapkan menghadiri Indo Defense tahun ini. Lebih dari 800 perusahaan internasional akan menampilkan teknologi pertahanan terbaru mereka. Acara ini dibarengi dengan konferensi internasional yang menyediakan platform untuk jaringan dan pakar industri. Terutama bagi pengunjung awam, atraksi yang menarik adalah peragaan berbagai peralatan tempur.
Perusahaan-perusahan ternama Eropa juga akan hadir di sini. Dari British Aerospace (BAE), Airbus Industries sampai Rheinmetal dari Jerman, produsen tank Leopard dan Marder, yang juga menjadi bagian dari peralatan militer di Indonesia.

"(Penerbangan) Sipil melemah dan berputar di tempat, sedangkan (industri) pertahanan berkembang di AS dan di pasar global," kata konsultan Teal Grup Richard Aboulafia. "Ini adalah kombinasi dari siklus belanja persenjataan, ditambah dengan meningkatnya ketegangan regional dan ketakutan."
Minggu ini saja, ada dua pameran pertahanan besar di Asia: China Airshow di Zhuhai dan Indo Defence di Jakarta. Terutama China belakangan sangat berambisi membangun industri militernya untuk menembus pasar ekspor.

Di Indo Defence 2016, delegasi Rusia ingin mendapat kepastian tentang recana Indonesia membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang sudah diputuskan pemerintah. Sementara para pesaing Rusia juga berupaya mendekati pemerintahan Joko Widodo dengan tawaran-tawaran menarik.
Produsen pesawat terkemuka seperti Lockheed Martin dari Amerika Serikat, SAAB dari Swedia, dan Eurofighter dari Eropa, semuanya akan hadir di Jakarta minggu ini.
Credit DW