Jumat, 04 Maret 2016

Pesawat Mata-mata Rusia Tu-214R Tiba di Suriah




Tu-214R
Tu-214R Sumber: Rimma Sadykova

Pesawat pengintai Tu-214R, yang dilengkapi dengan perangkat optik dan elektronik canggih serta sistem radar yang mumpuni, tiba di Suriah pada pertengahan Februari lalu. Meski pesawat ini sangat dirahasiakan, RBTH berhasil mengumpulkan data mengenai karakteristik utama dan tugas tempur pesawat ini.
Rusia menempatkan pesawat pengintai terbaru di Suriah, yang dapat melacak aktivitas militer Turki dari jarak ratusan kilometer. Demikian hal tersebut dilansir dalam blog The Aviationist, mengutip data dari situs Flightradar24.
“Pada 15 Februari, Tu-214R yang terdaftar sebagai RA-64514, dengan nomor seri 42305014, pesawat kedua dari jenis ini yang dibangun di bawah kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, terbang dari Kazan ke markas Latakia, Suriah,” tulis blog tersebut.
Rute pesawat ini tersedia bagi para pengguna internet karena transponder mentransmisikan posisi, ketingian, dan kecepatannya pada frekuensi 1.090 MHz.
Kemunculan pesawat pengintai terbaru Rusia di tengah konflik bersenjata di Suriah bukanlah tanpa alasan.
Menurut pakar, pemimpin militer Rusia sangat membutuhkan informasi intelijen untuk memahami situasi di perbatasan Suriah-Turki — jika ada bukti kredibel mengenai persiapan militer Turki untuk melakukan operasi darat di Suriah dan bagaimana Angkatan Bersenjata Turki dikelompokkan ulang.

Traktat Ruang Angkasa Terbuka

Traktat Ruang Angkasa Terbuka (The Treaty on Open Skies) menetapkan sebuah program penerbangan pengintaian tak bersenjata di seluruh wilayah peserta perjanjian (ada 34 negara yang menandatangi traktat ini).
Perjanjian ini dirancang untuk meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan antara negara peserta dengan memberikan negara-negara yang tergabung dalam perjanjian tersebut peran langsung dalam mengumpulkan informasi kekuatan militer dan aktivitas-aktivitasyang menarik perhatian mereka.
Perjanjian ini adalah salah satu upaya internasional yang paling luas sampai saat ini dalam hal mempromosikan keterbukaan dan transparansi pasukan dan aktivitas militer.
Pada 3 Februari, Turki menolak memberikan Rusia izin melakukan penerbangan pengintaian di atas wilayahnya di bawah Traktat Ruang Angkasa Terbuka.
Rusia menjawab hal tersebut dengan membawa artileri berat, yaitu menempatkan pesawat pengintai Tu-214R, yang mampu melakukan pengintaian komprehensif tanpa melintasi perbatasan Suriah-Turki.
Tak seperti Tu-214ON, yang diciptakan khusus bagi misi inspeksi di bawah Traktat Ruang Angkasa Terbuka dan hanya dilengkapi perangkat fotografi, Tu-214R nyaris memiliki kekuatan super untuk pertemuan intelijen.

Mata-mata Sempurna

United Aircraft Corporation (UAC), yang memproduksi Tu-214R, tak membeberkan karakteristik taktis dan teknis pesawat ini pada RBTH, dan menyebutkan bahwa level kerahasiaan pesawat ini sangat tinggi. Namun, RBTH berhasil mengetahui beberapa detail dari laporan tahunan 2014 Vega Radio Engineering Corporation (bagian dari UAC).
Tu-214R dapat dibedakan dari pesawat sipil oleh tonjolan yang terletak di depan dan belakang badan pesawat, serta cantelan berbentuk tetes air di sisi badan pesawat, tempat sistem radar powerful all-sky dan sideways-looking phased-array diletakkan.
Radar tersebut tergabung dalam sistem rekayasa radio multifrekuensi MRK-411 yang merupakan mata dan telinga pesawat ini: operator menerima informasi dalam moda aktif dan pasif (tanpa menunjukkan lokasi mereka) dan dapat mencegat komunikasi radio musuh.
Fitur utama radar Tu-214R adalah radar pemindai penetrasi darat (ground-penetrating radar/GPR). Dengan kata lain, objek yang tersembunyi dapat diidentifikasi dari pesawat ini. Semua objek yang tersembunyi, tertutup oleh salju atau pasir, atau disamarkan oleh pohon, akan terdeteksi oleh Tu-214R. Ia akan mengambil gambar radar dan segera mengirim informasi pada pos komando.
Sistem rekayasa radio didampingi oleh sistem gambar elektro-optik Fraktsiya, yang digunakan oleh kru Tu-214R untuk menerima gambar berketepatan tinggi secara real-time, dari medan yang terlihat hingga rentang inframerah.
Sebelumnya, Tu-214R (berdasarkan data, Rusia memiliki dua pesawat ini) mengganggu Pasukan Pertahanan Diri Udara Jepang, yang menemukan salah satu pesawat ini pada pertengahan Desember 2015 di atas perairan netral Laut Jepang. Pada musim panas 2015, Tu-214R kedua terlihat di dekat perbatasan Ukraina.

Proyek yang Tertunda

Tu-214R menghabiskan banyak waktu di lantai pabrik dan merupakan subjek dari sejumlah langkah hukum antara Kementerian Pertahanan dan manufaktur karena penundaan berulang pengiriman pesawat ini.
Konflik di Suriah mempercepat penyelesaian pengintai bersayap ini. Laporan tahunan Vega menyebutkan bahwa karakteristik performa sistem rekayasa radio diperbaiki untuk secara efektif mendeteksi objek tersembunyi, kumpulan gambar radar dibentuk, dan algoritma khusus untuk menguraikan kode dan mengirim data ke pesawat dikembangkan.
Dilengkapi oleh perangkat yang terbilang unggul, Tu-214R akan dioperasikan bersama pesawat pengintai Angkatan Udara dan Antariksa Rusia di Suriah — Il-20 dan A-50. Berkat Tu-214R, pemimpin militer RUsia akan menerima data intelijen komprehensif tepat waktu, meski Turki ‘menutup ruang udaranya’.




Credit  RBTH Indonesia