Rabu, 25 Maret 2015

Teori yang Mungkin Menjelaskan Jatuhnya Germanwings


Teori yang Mungkin Menjelaskan Jatuhnya Germanwings  
Pegawai-pegawai maskapai Germanwings menyalakan lilin di luar kantor pusat maskapai di bandara Cologne Bonn, Jerman, 24 Maret 2015. Pesawat Airbus A320 milik Germanwings yang membawa 150 orang jatuh di pegunungan Alpen, Perancis, Selasa (24/3). (REUTERS/Wolfgang Rattay)
 
 
Seyne-les-Alpes, CB -- Penyebab pesawat Airbus A320 milik maskapai Germanwings, Jerman belum diketahui penyebabnya. Kotak hitam baru ditemukan kemarin oleh tim penyelamat.

Bukannya mendahului kerja tim investigasi kecelakaan, namun berdasarkan risiko penerbangan inilah beberapa skenario yang mungkin menjelaskan alasan jatuhnya pesawat tersebut di kawasan pegunungan Alpen, Perancis, Selasa (24/3). Berikut beberapa kombinasi skenario kemungkinan kecelakaan pesawat yang dilansir dari The Times.

1. Dekompresi Udara di Kabin
Hal ini menjadi salah satu yang memungkinkan. Hilangnya tekanan udara dengan cepat atau asap di dek penerbangan dapat menghilangkan kemampuan pilot. Itu bisa menjelaskan mengenai kegagalan pilot melakukan komunikasi radio. Namun, pilot yang tidak sadar umumnya tak akan menurunkan pesawat. Pesawat akan berada di jalur ketinggiannya di bawah sistem kontrol penerbangan. Ada kemungkinan pilot masih sadar saat mulai menurunkan pesawat dan baru kehilangan kesadaran setelahnya.


2. Gagal Mesin
Skenario ini juga masih mungkin, tetapi tidak masuk akal. Pesawat Airbus tidak akan turun meluncur dengan kendali. Ketika gagal mesin terjadi, pilot masih bisa melapor ke menara kontrol udara dan meminta arah ke bandara atau lokasi pendaratan darurat terdekat. Namun, pada peristiwa jatuhnya Germanwings, tak ada komunikasi atau panggilan darurat dari pesawat sebelumnya. Panggilan darurat justru dilakukan di ATC setelah mengetahui pesawat mengalami penurunan ketinggian dengan cepat.

3. Intervensi Manusia
Intervensi manusia oleh penumpang, atau salah satu awak kabin. Hal ini masih memungkinkan untuk diantisipasi. Walaupun sebenarnya ketika itu terjadi setidaknya pilot masih bisa mengirim panggilan darurat atau mengirim kode pembajakan seperti 7700 atau 7500

4. Cuaca
Skenario yang paling tidak memungkinkan karena berdasarkan laporan cuaca dan pengamatan di lokasi saat itu cuacanya sedang cerah. Selain itu juga tak ada laporan adanya turbulensi yang mampu membuat pesawat bisa meluncur dari ketinggian 38 ribu kaki. Kecelakaan yang diakibatkan faktor cuaca ini dialami pesawat Airbus nomor penerbangan QZ 8501 milik maskapai Air Asia di perairan Indonesia pada Desember tahun lalu.

5. Anomali mekanis atau perangkat elektrik.
Hal ini memungkinkan. Pesawat Airbus ini memiliki sejarah atas insiden kecelakaan yang terkenal dari mulai Air France 447 di Brasil pada tahun 2009. Kecelakaan saat itu terjadi akibat kegagalan pilot menafsirkan sistem penerbangan otomatis.

Cuaca saat itu sama halnya sebelum pesawat Germanwings jatuh kemarin yakni cerah dan cukup bagus di siang bolong. Hal itu membuat pilot dapat melihat malfungsi sistem pilot otomatis dan mencoba mengatasinya. Walaupun begitu, seharusnya awak kabin menyampaikan kepada menara kontrol tengah masalah yang mereka alami, meskipun hanya laporan pendahuluan yang ringkas.


Credit  CNN Indonesia